Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Takalar

Kapal Hias dan Tradisi Mandi-mandi Meriahkan Maudu Lompoa Cikoang Talalar

Puluhan Kapal Hias meriahkan Maudu Lompoa atau Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Cikoang, Kecamatan Mangara'bombang, Kabupaten Takalar

tribun-timur.com/sayyid
Puluhan Kapal Hias meriahkan Maudu Lompoa atau Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Cikoang Kecamatan Mangara'bombang Kabupaten Takalar, Kamis (4/11/2021). 

TRIBUN-TIMUR.COM, TAKALAR - Puluhan Kapal Hias meriahkan Maudu Lompoa atau Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Cikoang, Kecamatan Mangara'bombang, Kabupaten Takalar, Kamis (4/11/2021).

Maudu Lompoa atau peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW digelar tiap tahun oleh masyarakat Cikoang.

Puluhan perahu hias perahu (julung-julung) dijejer di lokasi maulid.

Hiasannya dengan berbagai macam hasil bumi.

Seperti, telur, padi, ubi, sayur, buah-buahan dan lainnya. 

Bahkan ada juga aneka jenis kain, baju serta sarung.

Kapal hias itu berjejer di tepian Sungai Cikoang.

Selian itu, Maudo Lompoa juga dimeriahkan dengan tradisi Je'ne'-je'ne' atau mandi-mandi.

Maudu Lompoa juga dimeriahkan dengan bazar makanan dan pakaian oleh pelaku usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM)

Meski masa pandemi, ribuan warga sangat antusias merayakan Maudu Lompoa.

Tidak hanya warga Takalar yang datang ke Maudu Lompoa Cikoang.

Namun ada juga warga dari daerah lain seperti Makassar, Maros, Gowa, Jeneponto.

Bahkan wisatawan mancanegara atau turis asing.

Tampak telah disiapkan posko medis untuk mengantisipasi hal tak diinginkan.

Begitupula dengan aparat kepolisian menjaga kemeriahan Maudu Lompoa.

Sejumlah keluarga Kerajaan dan lembaga adat Laikang turut hadir dalam Maudo Lompoa ini.

Ketua Lembaga Adat Kerajaan Laikang, Muhammad Yunus Aidid Karaeng Sibali mengatakan perayaan Maudo Lompoa dimeriahkan dengan tradisi mandi-mandi di laut

Tradisi mandi-mandi ini menurutnya, sebagai wujud kebahagiaan dan kegembiraan masyarakat dalam kecintaannya kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Sedangkan kapal yang telah dihias disiapkan masyarakat mengandung arti dan makna.

Karaeng Sibali mencontohkan makna beras yakni menandakan kekuatan manusia, dan ayam itu merupakan nyawa.

Selain itu, beras empat liter yang disiapkan tersebut artinya karena kebutuhan manusia berasal dari 4 macam sumber pokok.

Diantaranya, api,air nyawa dan angin.

"Layar menggambarkan ketika di padang mahsyar kita akan bernaung di bawah bendera La ilaha illallah Muhammadarrosulullah," ujarnya saat ditemui di lokasi.

Kemudian, dijelaskan bentuk julung-julung diperumpamakan bahwa manusia berlayar dalam satu tujuan yakni akhirat

"Pada mulanya ketika beras itu dimasukkan di bakul sama ayam satu ekor itu dibacakan al fatiha dan salawat kepada nabi Muhammad dan memohon rahmat dan berkah kepada  Allah SWT," jelasnya.

Menurut dia, antusias masyarakat datang ke Cikoang karena suatu berkah Maulid.

Terkait membeludaknya pengunjung, dia mengakui itu karena antusias masyarakat.

Meski demikian, pihaknya telah mengimbau agar tetap mematuhi protokol kesehatan seperti pakai masker dan jaga jarak.

Dia berharap di hari penuh berkah ini agar pandemik segera berlalu.

Laporan Wartawan Kontributor TribunTakalar.com, Sayyid Zulfadli 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved