Pesona Desa Gowa
Ere Bambang, Kolam Permandian Air Panas Bak Permata Tersembunyi di Desa Pencong Gowa
Dikelilingi pohon beringin yang rindang, kolam permandian air panas di Desa Pencong bak permata tersembunyi. Suhu air Ere Bambang berkisar 60 - 70°C.
Penulis: Hutami Nur Saputri | Editor: Suryana Anas
Laporan Abbas Rala
Sekretaris BUMDes Desa Pencong, Kecamatan Biringbulu, Gowa.
TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA – Berendam di kolam air panas bisa membantu tubuh lebih rileks dan mengurangi stres.
Kalau kamu berencana untuk memanjakan diri di akhir pekan setelah menjalani aktivitas yang padat, mengunjungi wisata permandian air panas bisa jadi solusinya.
Dikelilingi pohon beringin yang rindang, kolam permandian air panas di Desa Pencong, Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan bak permata tersembunyi.
Wisata alam yang menjadi primadona warga Desa Pencong ini berada sekitar 130 km dari Kota Makassar dan sekitar 25 km dari Kota Jeneponto.
Sumber air panas yang mengalir di sela-sela bebatuan itu pertama kali ditemukan pada tahun 1960-an oleh pengunjung yang berasal dari Kabupaten Bantaeng.
Pengunjung tersebut kemudian menyebutnya dalam bahasa daerah Makassar yaitu “Ere” yang artinya air dan Bambang yang artinya panas, sehingga dinamakanlah “Ere Bambang” atau air panas.
Suhu air Ere Bambang sendiri berkisar 60 - 70°C.
Sumber utama air panas tersebut terdapat pada dua sumur kecil di sela-sela bebatuan dan masih banyak lagi sumber-sumber kecil lainnya.
Tak hanya sumber air panas, di dekatnya juga terdapat sumber air biasa dengan suhu normal yang kemudian menjadi daya tarik bagi pengunjung karena dapat merasakan perbandingan keduanya.
Seiring perkembangannya, wisata permandian air panas ini mulai ramai dikunjungi oleh orang-orang di sekitar kampung tersebut.
Hingga pada tahun 2004, Permandian Air Panas Pencong ini mulai mendapatkan dana hibah dari pemerintah.
Dana hibah digunakan untuk pembuatan kolam, kamar ganti pakaian, gazebo, dan pagar kawat berduri yang masih ada sampai sekarang namun kondisinya sudah lapuk karena tidak terawat.
Pembangunan tersebut selesai dalam waktu 1 tahun yang kemudian dibuka untuk umum.