Teropong
Bersumpah; Masihkah Tentara Pegang Sumpah Prajurit? Mahasiswa Pegang Sumpah Mahasiswa?
DALAM pelajaran agama Islam yang penulis anut, kita diberi pengetahuan bahwa setiap makhluk manusia baru akan lahir ke dunia setelah ia ‘bersumpah’
Abdul Gafar
Dosen Ilmu Komunikasi Unhas
DALAM pelajaran agama Islam yang penulis anut, kita diberi pengetahuan bahwa setiap makhluk manusia baru akan lahir ke dunia setelah ia ‘bersumpah’ menyetujui perjanjian dengan Allah SWT. Tetapi dalam perjalanan hidupnya, terkadang manusia lalai dan terpeleset hingga mengingkari perjanjian tersebut. Mungkin karena ‘merasa ‘ telah berilmu sehingga firman-firman Allah SWT dianggap hanya sebagai bacaan biasa tak bermakna. Bertebaran di muka Bumi ini, makhluk yang termasuk golongan pengingkar.
Allah SWT mengatakan bahwa itu haram, mereka mengatakannya halal. Allah SWT memfirmankan itu halal, mereka mengharamkannya. Allah SWT saja dilawan, terlebih lagi jika hanya manusia.
Hal-hal yang berurusan dengan duniamu, uruslah sesuai kemampuanmu. Namun sesuau yang berhubungan dengan ‘masa depan’ (akhirat) telah jelas dan terang aturannya, jangan kamu maknai dan ubah sesukamu.
Sumpah ataupun janji sifatnya mengikat bagi yang mengucapkannya. Pelanggarnya, jelas akan diberi sanksi sesuai aturan yang telah ditetapkan. Dalam setiap profesi yang kita lakoni, ada sumpah atau janji yang mesti dipatuhi dan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku. Tidak boleh seenak keinginan kita. Tetapi dalam kenyataan sehari-hari dalam praktik kehidupan, ada saja janji atau sumpah yang dilanggar dengan penuh sadar tanpa beban rasa bersalah.
Aturan yang mengikat dapat diperlonggar sesuai keinginan penafsirnya. Undang-undang yang tertulis saja dapat ‘dibelokkan’ sesuai selera yang akan menerapkannya. Aturan berlaku sesuai pesanan, begitu pernah dikemukakan oleh seorang pengamat sebelum ditarik bergabung dengan penguasa di suatu masa.
Salah satu komponen penggerak arah bangsa dan negara adalah mereka yang akrab disebut mahasiswa. Gerakan-gerakan mahasiswa yang murni tanpa tekanan dengan dorongan moralitas yang tinggi diharapkan dapat mengubah keadaan yang kurang kondusif menuju jalan terang dan lurus.
Perjuangan mahasiswa yang murni, mesti didukung oleh kalangan lainnya yang setuju dengan perbaikan arah bangsa dan negara. Muncul sebagai agen perubahan, bukan sebaliknya sebagai agen perusak. Mari kita tengok Sumpah Mahasiswa Indonesia yang sangat heroik bunyinya, ”Kami mahasiswa Indonesia bersumpah bertanah air satu tanah air tanpa penindasan; Kami mahasiswa Indonesia bersumpah berbangsa satu bangsa cinta keadilan; dan Kami mahasiswa Indonesia bersumpah berbahasa satu bahasa tanpa kebohongan”.
Luar biasa makna yang tekandung dalam sumpah tersebut. Aman dan damailah negeri ini jika itu dapat terlaksana dengan baik, konsisten, dan jujur.
Mereka antipenindasan, artinya mereka memusuhi penindasan yang terjadi di negeri ini. Karena mereka antipenindasan, konsekuensinya mereka tidak akan menindas siapa pun di negeri ini. Cinta pada keadilan, berarti musuh bagi komponen yang merusak tataran keadilan. Keberadaan pengadilan sebagai tempat mengadili, mesti dipelototi.
Jangan sampai keadilan hanya bagi pihak yang dapat ‘membagi’ kesejahteraan bagi penegak hukum. Sisi lain, yang tidak berpunya, tetaplah terzalimi. Tidak akan keluar kebohongan dari mulut seorang mahasiswa yang telah bersumpah. Mereka yang konsisten hari ini, semoga tidak menjadi inkosisten setelah selesai sebagai mahasiswa.
Selamat tinggal dunia mahasiswa, selamat memasuki dunia nyata yang penuh godaan.
Setiap profesi memiliki sumpah sendiri-sendiri yang mesti ditaati. Misalnya seorang Tentara Nasional Indonesia wajib bersumpah yang dikenal dengan Sumpah Prajurit. Mereka antara lain akan patuh dan taat pada Pancasila dan UUD 1945. Mereka yang anti Pancasila dan UUD 1945 adalah musuh tentara yang mesti dilibas.
Masihkah tentara memegang teguh dan patuh pada Sumpah Prajurit? Perjalanan sejarah akan mencatatnya dalam dokumen negara dengan tinta emas berkilau, hitam pekat atau merah berdarah.(*)
Tulisan ini juga diterbitkan pada harian Tribun Timur edisi, Senin (1/11/2021).