Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Luwu Utara

Inovasi Luwu Utara 'Getar Dilan' Penuhi Kebutuhan Pangan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19

Inovasi Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Luwu Utara 'Getar Dilan' menjadi inovasi andalan dan manfaatnya dirasakan masyarakat.

Penulis: Arwin Ahmad | Editor: Sudirman
ist
Bupati Luwu Indah Putri Indriani dalam Podcast di Tribun Timur yang dipandu AS Kambie, Minggu (24/10/2021) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Inovasi Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Luwu Utara Getar Dilan menjadi inovasi andalan dan manfaatnya dirasakan masyarakat.

Getar Dilan adalah akronim dari Gerakan Tanam Sayur di Lahan Pekarangan.

Ini menjadi inovasi Pemda Luwu Utara yang berhasil masuk ke dalam Top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2021 Terpuji klaster pemerintah daerah (pemda).

Hingga kini, program tersebut masih berjalan dan sudah dinikmati masyarakat.

Salah satu manfaatnya, memenuhi kebutuhan pangan sayur masyarakat.

Sekaligus bisa jadi penghasilan tambahan.

"Masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sayurnya mengeluarkan Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu sebulan," kata Bupati Luwu Indah Putri Indriani dalam Podcast di Tribun Timur yang dipandu AS Kambie, Minggu (24/10/2021).

Tapi dengan adanya ini, mereka tidak hanya memenuhi kebutuhannya tetapi juga dapat penghasilan tambahan.

Indah menyebutkan program ini awalnya bernama Dua Poli. Namun seiring berkembangnya inovasi tersebut, kini berubah nama menjadi Getar Dilan.

Program ini juga untuk mewujudkan ketahanan pangan di tengah pandemi Covid-19.

Di tahun 2018-2019, target penyelenggara program ini hanya sekitar 1000an rumah tangga.

"Kemudian di 2020 - 2021 ini target 10 ribu rumah tangga dari 15 kecamatan," ucapnya 

Dalam memaksimalkan program Getar Dilan, IDP menyebut digunakan pendekatan TSM (Terstruktur, Sistematis dan Masif).

"Jadi kami menginginkan program ini betul-betul terstruktur, sistematis dan masif," kata bupati 2 periode itu.

Terstrukturnya adalah melibatkan dari kabupaten sampai ke masyarakat.

Kemudian sistematis, karena pendekatannya sudah diatur sedemikian rupa.

"Dan Masif, karena targetnya bukan hanya satu atau dua desa saja, tetapi semua kecamatan," jelasnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved