Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Timor Leste

Ladang Minyak Timor Leste Diprediksi Kering 2 Tahun Lagi, Timor Leste Akan Alami Hal Bahaya Ini

Hanya saja sumur minyak tersebut diberikan ke negara lain untuk dikuras hingga diprediksi akan mengering.

Editor: Ansar
grid.id via intisari-oline.com
Kilang minyak Bayu-Undan milik Timor Leste yang sebenarnya hanya tinggal ampas saja tapi masih bisa penuhi produksi dalam negeri dan Australia 

TRIBUN-TIMUR.COM - Timor Leste masih saja menjadi negara miskin meski memiliki sumur minyak.

Hanya saja sumur minyak tersebut diberikan ke negara lain untuk dikuras hingga diprediksi akan mengering.

Dikutip dari intisari Minggu 24 Oktober 2021, kini Timor Leste ingin mendorong maju rencana proyek penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS).

CCS dilakukan di tambang minyak dan gas (migas) terbuang di tepi pantainya.

Saat ini negara bekas Indonesia itu berlomba untuk menjejali lubang pendapatan multi miliar Dolar, dimulai akhir 2023 ketika ladang migas mereka mengering.

Ladang Bayu Undan yang terletak di barat daya negara miskin itu telah menjadi sumber terbesar pendapatan negara sejak mereka memproduksi migas tahun 2006.

Bayu Undan sendiri menyediakan lebih daru USD 23 miliar untuk pendapatan Timor Leste.

Ladang itu kini dioperasikan oleh perusahaan Australia Santos Ltd dan diprediksi berhenti berproduksi tahun 2023.

Santos telah mengusulkan penggunaan waduk Bayu Undan untuk menangkap dan menyimpan karbon dioksida (CO2) dari lapangan baru yang mereka kembangkan di barat laut Australia.

Proyek Barossa senilai USD 3,6 miliar, di mana gas memiliki kandungan CO2 sangat banyak dibandingkan proyek lain di daerah tersebut.

"Kami sedang mendiskusikan model komersial untuk proyek CCS. Namun pemerintah Timor Leste melihat ini sebagai kesempatan bagus yang tidak boleh dilewatkan," ujar Florentino Soares Ferreira, presiden dari Otoritas Nasional Mineral dan Minyak Bumi Timor Leste.

Timor Leste melihat penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) Bayu Undan, proyek yang pertama di negara mereka, penting untuk potensi proyek migas lain yang ingin dikembangkan perusahaan internasional.

Mengembangkan ladang migas terhubung dengan penangkapan karbon menawarkan potensi membuat negara itu menjadi karbon netral, di tengah upaya global mengurangi emisi karbon.

"Dengan CCS, kami mengharapkan cara mengembangkan model komersial dari ekonomi karbon yang relatif menarik untuk bisa membuka sumber daya yang kami punya di ladang migas," ujar Ferreira kepada Reuters.

Ia berbicara dari Dubai, di mana ia mempromosikan 18 blok migas, dengan pemandangan menghubungkan mereka ke Bayu Undan CCS, sehingga proyek itu bisa menjadi karbon netral.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved