Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Kampus

SPs Unhas Bahas Analisis Sosiologis Kemampuan Beradaptasi di Masa Pandemi

Sulfikar menjelaskan tentang masyarakat merespon dan bertahan hidup dalam kondisi keterbatasan di masa pandemi Covid-19. 

Penulis: Rudi Salam | Editor: Hasriyani Latif
Unhas
Sulfikar Amir dalam Webinar Diaspora Series 24 oleh Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Hasanuddin (Unhas), Selasa (19/10/2021). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Webinar Diaspora Series 24 oleh Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Hasanuddin (Unhas) terus berlanjut.

Kali ini mengangkat tema Pandemic Resilience and the Lower-Class Population: A sociological Analysis, Selasa (19/10/2021).

Hadir sebagai narasumber Sulfikar Amir selaku Associate Professor of Science, Technology, and Society Sociology Programme School of Social Science Nanyang Technological University.

Sulfikar memiliki minat penelitian dalam bidang Politik Teknologi, Sosiologi Kebencanaan, Ketahanan Sosial, dan Studi Kota.

Dalam materinya, Sulfikar menjelaskan tentang masyarakat merespon dan bertahan hidup dalam kondisi keterbatasan di masa pandemi Covid-19

Ia memberi penekanan pada aspek resiliensi, yaitu konsep kemampuan dalam menghadapi situasi yang rentan terhadap goncangan bencana.

Seperti fenomena alam atau yang berasal dari kesalahan manusia.

Dalam studi sosial bencana, kata di, peristiwa disebut sebagai suatu bencana jika terjadi disrupsi yang berdampak pada sistem sosial, ekonomi, pendidikan dan hal lainnya yang berkaitan.

Kemudian akan berakhir pada kerugian finansial, infastruktur dan mengakibatkan  korban jiwa. 

“Pemahaman terhadap bencana merupakan fenomena sosial adalah suatu pengetahuaan yang dianggap sangat penting terkait analisis terhadap apa yang disebut sebagai kemerataan dalam bencana,” katanya via rilis ke tribun-timur.com, Rabu (20/10/2021).

“Ini berangkat dari perspektif bencana, dimana bencana menjadi fenomena sosial karena tidak setiap orang akan merasakan dampak yang merata,” sambungnya.

Dampak terhadap kapasitas individu maupun kelompok dalam bertahan pada goncangan dan ketahanan diri sangat bergantung pada pemenuhan sumber informasi. 

Dengan demikian, kata dia, pada kondisi kapasitas untuk menahan gangguan dan krisis tergantung pada sumber daya yang dimiliki dan pemenuhan akan akses informasi, maka semakin rendah daya rentan terhadap bencana.

Sulfikar menjelaskan bahwa ketahanan adalah fenomena yang kompleks. 

Olehnya itu, kemampuan bertahan dari dampak bencana dapat ditentukan oleh beberapa faktor, baik material maupun non material. 

Resiliensi sosiopsikologis merupakan penilaian persepsi terhadap dampak krisis pandemi dalam empat aspek utama.

Yakni situasi pandemi, kelangsungan hidup ekonomi, kegiatan sosial dan persepsi keamanan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved