UMI
Member World Science Forum Dr Ayu Dorong Rehabilitasi Kakao Supaya Indonesia 3 Besar Produsen Dunia
Indonesia pernah menjadi produsen kakao terbesar ketiga sebelum penyakit tanaman vascular streak dieback menyerang Sulawesi Selatan.
TRIBUN-TIMUR.COM- Member World Science Forum Dr Ir Ayu Kartini Parawansa MP mendorong produksi kakao di Pulau Sulawesi termasuk Sulawesi Selatan dikembangkan.
Hal ini untuk menjadikan Indonesia kembali sebagai produsen kakao terbesar ketiga di Dunia.
Dr Ayu Kartini Parawansa menyampaikan itu sebelum pelantikan Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia, Selasa (12/10/2021).
Peneliti yang telah bergabung dalam Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) bersama Dr Philip Keane, menyampaikan sampai tahun 2016, Indonesia menduduki posisi ketiga dunia.
Dr Philip Kean adalah penemu penyakit VSD pd thn 1972 di Papua New Guinea.
Dr Philip Kean adalah warga negara Australia sekaligus dosen La Trobe University.
Baca juga: UMI Libatkan 7 Negara Bahas Isu Halal, Kebijakan, Budaya, dan Keberlanjutan
Ia adalah Leader proyek Cacao ACIAR.
Saat itu secara global, Indonesia menempati urutan ketiga penghasil kakao terbesar setelah Pantai Gading dan Ghana.
Produksi kakao Indonesia sekitar 540 ribu ton atau16,2 persen, sementara Pantai Gading memproduksi 1,22 juta ton atau 38, 7 persen dan Ghana 680 ribu ton atau 21,6 persen.
Sementara itu, saat ini, Menurut Ketua Asosiasi Profesi Perhimpunan Fitopatologi Indonesia Komda Sulawesi Selatan atau Perhimpunan Ahli Penyakit Tanaman Dr Ayu menyampaikan, saat ini Indonesia sudah berada di urutan keenam sebagai penghasil kakao dunia.
“Penurunan produksi antara lain karena serangan hama dan penyakit,” katanya.
Dr Ayu sudah menemukan ancaman terbesar bagi kakao Indonesia khususnya di Sulsel adalah penyakit vascular streak dieback (VSD) sejak tahun 2012 lalu.
Baca juga: Kerja Sama dengan UMI, Pemkab Bolaango Mongondow Selatan Yakin SDM Lebih Maju
“Dari dua propinsi berbeda yang menjadi lokasi penelitian ini, dengan menguji 24 klon saya menemukan bahwa penyakit New VSD disebabkan jamur golongan basidiomycetes Oncobacidium theobromae Talbot & Keane Syn Ceratobasidium theobromae telah menyerang hingga 90 persen Kakao di Sulawesi,” jelas Ayu.
Penelitian yang dilakukan Dosen Kopertis 9 Sultan Batara yang ditempatkan pada Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar tersebut mengambil Sulawesi karena merupakan wilayah Sentra kakao terbesar di Indonesia.
“Dari dua propinsi yang menjadi lokasi penelitian ini, yang itu Sulsel dan Sulbar saya menemukan bahwa penyakit VSD yang sebabkan jamur golongan basidiomycetes menyerang hingga 90 persen kakao di Sulawesi,” jelas Ayu pada promosi doktornya di Gedung Pusat Kegiatan Penelitian (PKP) Unhas, Rabu, 4 Juli, 2012.
