Ultra Mikro
Wadah Usaha UMi Dorong Pelaku Usaha Ultra Mikro di Ternate Agar Bisa Naik Kelas
Bantuan pinjaman yang diberikan oleh Pusat Investasi Pemerintah memberi peran besar dalam mendorong pertumbuhan usaha ultra mikro.
TRIBUN-TIMUR.COM - Populasi unbanked di wilayah Indonesia Timur masih cukup tinggi dan kehadiran Pusat Investasi Pemerintah yang menyasar populasi unbanked diharapkan mendorong target inklusi keuangan yang menjadi program pemerintah.
Bank Indonesia mencatat 92 juta penduduk Indonesia masih tergolong masyarakat unbanked.
Selain itu, ada 62,9 juta pelaku usaha mikro, kecil, menengah yang belum mendapat akses ke lembaga pembiayaan dan perbankan.
Hal ini menjadi salah satu alasan terbentuknya Wadah Usaha Ultra Mikro (UMi) di Ternate, Maluku Utara, yang dilakukan oleh Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Kementerian Keuangan.
Wadah Usaha UMi adalah sarana promosi dan edukasi manajemen bagi pelaku usaha ultra mikro di Ternate agar bisa naik kelas menjadi pengusaha UMKM.
Pusat Investasi Pemerintah melalui Kanwil Perbendaharaan Maluku Utara menyediakan 14 lapak bagi para pelaku usaha ultra mikro untuk menjalankan usaha mereka, serta memberikan pelatihan dan bimbingan yang dirasa perlu untuk membantu mereka mengembangkan usaha.
Wadah Usaha UMi adalah bagian dari kampanye “Bersama Sahabat – UMi Bangkit” yang bertujuan memperkuat Ekosistem UMi di Jawa dan Maluku Utara sebagai percontohan untuk daerah lain di Indonesia.
Penguatan ini dilakukan melalui kerjasama dengan beberapa pihak baik dari lingkungan Kementerian Keuangan, akademisi, pihak swasta, dan lain-lain.
Selain Wadah Usaha UMi, program lain yang termasuk di dalam kampanye ini adalah program Inkubasi UMi di Jawa Barat (Bandung Barat dan Majalengka) dan Jawa Timur (Malang).
“Di Wadah Usaha UMi ini para pelaku usaha ultra mikro di Maluku Utara, khususnya di kota Ternate, mendapatkan kesempatan untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis mereka," kata Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Ririn Kadariyah via rilis yang diterima tribun-timur.com, Rabu (6/10/2021).
"Selain memberikan tempat, kami juga memberikan berbagai pelatihan untuk menunjang operasional dan mendukung perkembangan usaha mereka, termasuk pinjaman untuk modal usaha mereka,” lanjutnya.
Beberapa pelatihan yang akan diberikan kepada 10 pelapak di Wadah Usaha UMi antara lain pelatihan terkait brand, produk, manajemen, pinjaman, dan pemasaran.
Mereka juga diberikan pelatihan terkait sosial media dan pemasaran melalui marketplace pemerintah, “Milik Ternate”.
Pemanfaatan teknologi digital di era sekarang menjadi sebuah keharusan, termasuk di industri ultra mikro.
“Kami berharap pendampingan, pelatihan, dan pinjaman yang diberikan Pusat Investasi Pemerintah
bisa mendukung pertumbuhan usaha ultra mikro di Maluku Utara. Ke depannya, wadah usaha serupa
kami targetkan bisa direalisasikan di provinsi lain di Indonesia,” ujar Ririn.
Terkait pinjaman usaha, tahun ini Pusat Investasi Pemerintah telah menyalurkan pinjaman sebesar
Rp 6,6 miliar ke debitur di Maluku Utara.
Beberapa daerah dengan debitur terbanyak antara lain Ternate, Kepulauan Sula, dan Tidore Kepulauan.
Selain Maluku Utara, provinsi lain di wilayah Indonesia Timur yang menjadi target penyaluran pinjaman Pusat Investasi Pemerintah antara lain Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Sampai dengan September 2021, total pinjaman yang telah disalurkan ke wilayah Indonesia Timur mencapai sekitar Rp 60 miliar.
Pusat Investasi Pemerintah menargetkan untuk terus meningkatkan jangkauan di wilayah Indonesia Timur mengingat masih besarnya potensi pengembangan usaha ultra mikro dan pembiayaan di wilayah ini.
Peran Penting Pinjaman PIP
Plt Kepala Kantor Wilayah Perbendaharaan Maluku Utara, Bayu Andy Prasetya mengatakan salah satu tantangan untuk menggerakkan perekonomian mikro dan ultra mikro di Maluku Utara adalah dari sisi permodalan.
Maluku Utara memiliki 14.213 usaha industri mikro dan kecil (IMK) dan dari jumlah tersebut, sebanyak 98,45 persen adalah usaha mikro, yang didominasi industri makanan dengan jumlah 9.771 usaha (68,75 persen).
Hadirnya Pusat Investasi Pemerintah yang menjangkau pelaku usaha ultra mikro yang unbankable menjadi penting.
Bantuan pinjaman yang diberikan oleh Pusat Investasi Pemerintah, menurut Bayu, memberi peran besar dalam mendorong pertumbuhan usaha ultra mikro.
Terlebih di masa pandemi ini, banyak pelaku usaha yang tutup karena kehabisan modal.
Lapak yang disediakan di Wadah Usaha UMi menjadi peluang yang bisa digunakan oleh para pelapak untuk terus melanjutkan usaha mereka yang didominasi oleh usaha kuliner.
Salah satu usaha di Wadah Usaha UMi ini adalah Tahu Tuna yang dijalankan oleh Rahma Kharie sejak 2019.
Sebelumnya ia sempat tinggal di Sorong dan berjualan seprai sebelum akhirnya bertemu seseorang yang membuat Tahu Tuna. Ia pun mendapat ide untuk menjual Tahu Tuna di Ternate.
Ia bersyukur menjadi bagian dari Wadah Usaha UMi karena lapak yang ditempati memberi biaya sewa yang lebih murah dibanding tempat lain.
Sejalan dengan penjelasan Bayu, Rahma mengatakan tantangan dalam menjalankan usahanya adalah dalam hal promosi dan permodalan.
Bantuan pinjaman dari Pusat Investasi Pemerintah untuk pelaku usaha ultra mikro (UMi) memungkinkan Rahma
membeli perlengkapan untuk usahanya.
“Selain bantuan modal, saya juga diberikan berbagai masukan untuk tetap semangat berusaha karena selama pandemi omset saya turun. Alhamdulillah berkat masukan dan bantuan dari UMI, usaha saya bisa terus bertahan sampai hari ini,” terang ibu 4 anak ini.
Ke depan, ia berharap bisa membuka cabang di bandara atau pelabuhan dan membuat Tahu Tuna dalam bentuk frozen.
“Supaya orang-orang bisa membeli Tahu Tuna sebagai oleh-oleh khas dari Ternate,” terangnya.
Bayu mengatakan pendampingan yang diberikan Pusat Investasi Pemerintah sangat penting dalam menjaga sikap optimis dan semangat usaha para debitur Wadah Usaha UMi.
“Harapan kami adalah dengan bantuan pinjaman dan wadah ini, mereka terus semangat menjalankan usaha dan dapat mengembangkan usaha mereka ke level yang lebih baik. Wadah ini menjadi sarana edukasi dan saling
berbagi pengalaman antara para pelapak dan Pusat Investasi Pemerintah melalui Kanwil Perbendaharaan,” ujar Bayu.
Ririn Kadariyah mengatakan pertumbuhan dan perkembangan sektor ultra mikro pada gilirannya akan mendorong sektor lain untuk bergerak dan bisa memberi kontribusi bagi usaha pemulihan ekonomi nasional.
“Semakin banyak pelaku usaha ultra mikro yang tumbuh dan berkembang, akan semakin baik bagi perekonomian nasional,” pungkasnya.(*)