Pesona Desa Maros
Serunya Lomba Pacuan Kuda Tradisional di Desa Mangeloreng Maros
Sorak-sorai penonton terdengar meriah saat peserta membawa masuk kuda ke arena lintasan lomba pacuan kuda dengan pemandangan batuan karst mengitarinya
Penulis: Hutami Nur Saputri | Editor: Sudirman
Laporan Indah Rukmana
Sekretaris Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung, Maros.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Beberapa ekor kuda terlihat mengibas-ngibaskan ekornya sembari mengais-ngais tanah di bawah naungan pohon bambu.
Bahkan kuda-kuda ini pun tidak sabar untuk segera melaju di arena pacuan kuda Dusun Kaluku, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Sementara warga Desa Mangeloreng lebih antusias lagi.
Dari kalangan bapak-bapak, ibu-ibu, hingga anak-anak nampak berkerumun di pinggir lapangan ingin menonton lomba pacuan kuda yang digelar di desanya itu.
Lomba pacuan kuda tradisional yang diinisiasi para pemuda Dusun Kaluku ini berlangsung selama 3 hari, tanggal 2-4 Oktober 2021.
Acara dibuka langsung oleh Bupati Maros, Chaidir Syam.
Bupati Maros, Chaidir Syam sangat mengapresiasi upaya pemuda desa dalam mempertahankan tradisi pacuan kuda ini.
Adapun yang turut hadir dalam acara ini yaitu Camat Bantimurung, Kepala Desa Mangeloreng, dan para tokoh masyarakat setempat.

Sorak-sorai penonton terdengar semakin meriah saat peserta mulai membawa masuk kudanya ke arena lintasan lomba pacuan kuda.
Lintasannya sendiri merupakan lapangan rumput luas dengan pemandangan batuan karst yang mengitarinya menambah keindahan panorama Desa Mangeloreng.
Lomba pacuan kuda tersebut diikuti sejumlah peserta dari beberapa daerah di Kabupaten Maros.
Peserta lomba yang merupakan anak muda itu terlihat kompak mengenakan baju berwarna kuning dengan nomor punggungnya masing-masing.
Mereka bersiap di garis start menaiki kuda tunggangan yang juga tampak gagah sembari menunggu aba-aba dari panitia.
Salah seorang panitia membawa bendera berwarna hitam putih masuk ke arena pertanda pertandingan akan segera dimulai.
Dengan suara lantang ia pun menghitung mundur.
“3.. 2.. 1..”

Detik ketika bendera terangkat pada akhir hitungan, saat itu pula kuda yang ditunggangi peserta melaju kencang menyisakan gumpalan debu di belakang mereka.
Suara gemericing dari kalung yang dikenakan kuda berpadu dengan suara hentakan kaki kuda menciptakan melodi tersendiri yang menambah euforia pertandingan.
Baca juga: Kelompok Tani Desa Gattareng Matinggi Maros Studi Banding Budidaya Bawang Merah di Enrekang
Teriknya matahari siang itu tidak menghalangi penonton untuk bersorak dengan meriah memberi dukungan.
Beberapa anak kecil bahkan ada yang meminta untuk digendong saking tidak ingin ketinggalan melihat kuda yang berlari kencang saling mendahului.
Panitia sampai harus mengingatkan peserta agar tidak terlalu dekat dengan arena pertandingan, berjaga-jaga jika kuda keluar lintasan.

Kegiatan ini berlangsung sukses berkat kerja sama Ikatan Pemuda Dusun Kaluku (IPDK) berkolaborasi bersama Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Kabupaten Maros.
Beberapa sponsor utama juga turut mendukung kegiatan ini, salah satunya Kuala Mas.
Tradisi pacuan kuda merupakan ajang untuk membangun kebersamaan masyarakat Desa Mangeloreng.
Harapannya lomba pacuan kuda tradisional ini dapat memunculkan bibit-bibit unggul yang berpotensi menjadi atlet berkuda di masa yang akan datang.
Pemerintah Desa Mangeloreng juga berharap agar kegiatan positif seperti ini terus dilestarikan.
Baca juga: Pupuk Organik Bikin Produksi Naik, Pemdes Borikamase Sosialisasikan Penggunaan Pupuk Eco Farming