PLN
Industri Smelter Menggeliat, PLN Kebut Empat Proyek Infrastruktur Listrik di Sulteng
PT PLN (Persero) mempercepat pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan (PIK) di Sulawesi Tengah untuk meningkatkan keandalan bagi pelanggan industri
Selain untuk smelter, lanjut Huda, di Provinsi Sulteng, PLN juga siap memenuhi kebutuhan industri tambak udang yang akan menggunakan listrik PLN sebesar 65 MVA.
"Kami siap menyesuaikan diri dengan kebutuhan pelanggan, apa yang pelanggan butuhkan pasti kami siapkan," tambahnya.
Sementara itu, Project Manager ATS Nichole Hong mengatakan rencana pembangunan smelter dibagi menjadi 2 tahap yang pertama direncanakan selesai pada 2022 sebesar 85 MVA dan selanjutnya direncanakan pada tahun 2023 sebesar 170 MVA. Adapun total nilai investasi kurang lebih mencapai Rp 8 triliun.
"Kami memilih PLN sebagai penyuplai listrik untuk Smelter karena PLN memiliki sertifikat REC _(Renewables Energy Certificate)_ di mana nantinya PLN dapat memberikan suplai listrik 100 persen dari green energy untuk Smelter. Jadi dari hulu ke hilir Kami menggunakan _green energy_ sangat baik untuk keberlanjutan kehidupan” ujar Nichole.
Sebelumnya PLN juga telah menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik sekitar 738 MVA dengan beberapa perusahaan seperti Arafura Surya Alam di Sulawesi Utara, PT Banyan Tumbuh Lestari di Gorontalo, PT Huadi Nickel Alloy Indonesia, PT Ceria Nugraha Indotama, PT Bintang Smelter Indonesia dan PT Macika Mineral Industri di Sulawesi Tenggara.
Kebutuhan listrik untuk fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral atau smelter di Sulawesi diproyeksikan lebih dari 6.000 MVA.