Human Interest Story
Daeng Jarre, Pengagum Rhoma Irama Bertahan Hidup dengan Jual Ikan Keliling
Punya tiga anak perempuan, Dg Jarre mengaku penghasilannya hanya bisa membiayai anaknya sampai SMA
Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Daeng Jarre, penjual ikan keliling di Kabupaten Gowa.
Dia warga Taipanaorang, Desa Bontosunggu, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Nama lengkapnya Saripuddin Dg Jarre (56).
Sudah 20 tahun ia mencari nafkah dengan jualan ikan keliling.
Mulai jual ikan saat anak pertamanya masih usia 6 tahun
Saat pertama kali jualan di tahun 1999, suami Dg Sunny (54) ini masih naik sepeda.
Setiap hari, pukul 06.00 Wita, dia sudah meninggalkan rumah.
Ke Pelelangan Beba, Tamasaju, Galesong Utara, untuk membeli ikan.
Setelah itu, dia menjajakannya berkeliling hingga ke Kabupaten Gowa.
Dg Jarre menjual hingga pukul 11.00 Wita.
Karena harus berangkat pagi buta, Dg Jarre tidak pernah sarapan di rumah.
"Makan di luar terus," katanya.
Namun, bapak tiga anak ini tetap menikmatinya.
Bagi dia, mengeluh tak ada gunanya.
Tugasnya, bekerja keras mengais rezeki untuk keluarganya.
"Alhamdulillah bisa biayai anakku sekolah sampai SMA," ucapnya.
Punya tiga anak perempuan, Dg Jarre mengaku penghasilannya hanya bisa membiayai anaknya sampai SMA.
"Tamat SMA menikah’mi, sekarang sudah punya rumah semua," ucapnya.
Seiring waktu, ia tak lagi jualan dengan sepeda tua peninggalan orang tuanya.
Dg Jarre dengan bangganya berjualan dengan sepeda motor.
Yah, motor keluaran tahun 2004 itu sudah tak lagi zaman.
Tapi, itu bukan masalah bagi penggemar berat Raja Dangdut, H Rhoma Irama ini.
Yang penting berusaha dan menghasilkan uang halal.
"Kalau menyerah, mau kerja apa. Istriku sakit di rumah," ungkapnya.
Istri yang telah memberinya tiga anak perempuan ini jatuh sakit sejak tahun 2018 lalu.
"Istriku stroke, di rumah," katanya.
Ia pun sudah berusaha membawa istrinya berobat.
Sayangnya, tiga tahun berlalu Dg Sunny belum pulih.
"Habis uang naik Grab pulang balik, tapi tidak sembuh," ujarnya.
Kini, istrinya hanya minum obat.
"Obatnya itu harganya Rp 300 ribu lebih. Bisami naminum sebulan," ucapnya.
Melihat kondisi sang istri kian memburuk, Dg Jarre makin semangat berjualan ikan.
Walaupun keuntungannya pun tak menentu.
Kadang sehari dapat Rp 100 ribu.
Jika sepi, hanya Rp 50 ribu.
"Biasa lagi rugi," katanya.
Menurut dia, suka duka menjual ikan adalah saat harga di pelelangan naik.
"Kalau mahalki, tidak ada mau beli," ucapnya.
Ia berharap, di usia senjanya ini ada bantuan dari pemerintah.
"Semoga juga langgananku tidak lari," tuturnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun Timur @umhaconcit