Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Eko Kuntadhi Sentil Gatot Nurmantyo: Punya Libido Politik Luar Biasa. Modalnya Cuma PKI-PKI Melulu

Eko Kuntadhi menyebut tuduhan Gatot Nurmantyo bahwa TNI telah disusupi PKI, hanya karena patung Soeharto di Kostrad diturunkan, itu benar-benar keji.

Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Timur/ Sakinah Sudin
Kolase: Gatot Nurmantyo (Zuhdiar Laeis) dan Eko Kuntadhi (YouTube Cokro TV). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Pegiat media sosial Eko Kuntadhi menyentil mantan Panglima TNI Jendral (Purn) Gatot Nurmantyo yang menyatakan adanya penyusupan unsur PKI ke tubuh TNI.

Menurut sahabat Abu Janda dan Denny Siregar, tuduhan TNI telah disusupi PKI, hanya karena patung Soeharto di Kostrad diturunkan, itu benar-benar keji.

"Menuduh TNI telah disusupi PKI, hanya karena patung Soeharto di Kostrad diturunkan, itu benar-benar keji.

Cuma kelas alap2 yang mulutnya kayak gini.

TNI adalah jantung pertahanan Indonesia. Memecahkan belah TNI dengan isu murahan, sama saja merobek Indonesia.

Gatot, gatot..," Eko Kuntadhi lewat cuitan di akun Twitter @_ekokuntadhi, Senin (27/9/2021) pukul 10.49 malam, seperti dilansir Tribun-timur.com.

Tak berhenti di situ, Eko Kuntadhi pun menjelaskan bahwa pembongkaran patung-patung tersebut atas permintaan sang penggagas patung yakni Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution.

"Patung itu sendiri baru digagas tahun 2011-2012, oleh Pangkostrad saat itu Letjen (Purn) Azmyn Y. Nasution. Penggagasnya izin menarik patung2 itu krn belakangan dia punya keyakinan agama gak boleh membuat patung.

Nah, Gatot langsung menyambar. Mengerek isu PKI. Keji banget...," tulisnya, Senin pukul 11.02 malam.

Pada postingan selanjutnya, Eko Kuntadhi menyebut Gatot Nurmantyo memiliki libido politik luar biasa.

Kata dia, modal Gatot Nurmantyo yakni isu PKI melulu.

"Gatot ini punya libido politik luar biasa. Modalnya cuma PKI-PKI melulu. Gak punya dagangan lain.

Isu PKI sengaja dipelihara tiap tahun utk memelihara ketololan sebagian pengikutnya.

Prinsip GN, orang tolol sangat berguna apabila dipergunakan sesuai dengan ketololannya..." tulisnya, pukul 11.16 malam.

Diberitakan Tribunnews.com, Gatot Nurmantyo menyampaikan indikasi adanya penyusupan kembali pendukung PKI ke tubuh TNI.

Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah acara diskusi webinar bertajuk “TNI Vs PKI”, Minggu (26/9/2021),

Dalam diskusi itu, mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo menduga adanya penyusupan kembali pendukung PKI ke tubuh TNI.

Indikasi itu dibuktikan dengan diputarkannya video pendek yang menggambarkan hilangnya sejumlah bukti-bukti penumpasan G30S/PKI di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad.

Klarifikasi Kostrad

Dalam keterangan tertulis Kapen Kostrad Kolonel Inf Haryantana disebutkan dalam diskusi yang digelar secara daring tersebut diputar sebuah klip video pendek yang memperlihatkan Museum Dharma Bhakti di Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.

Museum itu disebut berada di bekas ruang kerja Panglima Kostrad (Pangkostrad) Mayjen Soeharto ketika peristiwa G30S/PKI terjadi.

Di dalam museum itu juga disebut tadinya terdapat diorama yang menggambarkan suasana di pagi hari, 1 Oktober 1965, beberapa jam setelah enam Jenderal dan seorang Perwira muda TNI AD diculik PKI yang ada di tubuh pasukan kawal pribadi presiden, Cakrabirawa.

Adegan yang digambarkan itu disebut merupakan saat Mayjen Soeharto menerima laporan dari Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.

Sementara Menteri/Panglima TNI Angkatan Darat Jenderal AH Nasution yang selamat dari upaya penculikan PKI beberapa jam sebelumnya juga disebut duduk tidak jauh dari Soeharto dan Sarwo Edhie.

Dalam ruang kerja Pak Harto juga disebutkan ada patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang menggambarkan saat kritis (setelah penculikan enam Jenderal TNI AD) dan rencana menyelamatkan negara dari pengkhianatan PKI, sekaligus peran utama Panglima Angkatan Darat, Pangkostrad, dan Resimen Parako yang kini menjadi Kopassus.

Oleh karena itu Haryantana menyatakan bahwa tidak benar Kostrad mempunyai ide untuk membongkar patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang ada dalam ruang kerja Pak Harto di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad.

Pada Hari Senin tanggal 30 Agustus 2021, kata Haryantana, Panglima Kostrad ke-34 Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution didampingi Kaskostrad dan Irkostrad bersilaturahmi kepada Pangkostrad yang bertujuan meminta untuk pembongkaran patung-patung tersebut.

"Bahwa pembongkaran patung-patung tersebut atas keinginan dan ide Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution, karena pada saat menjabat Pangkostrad periode (9 Agustus 2011 sampai dengan 13 Maret 2012) beliau yang membuat ide untuk pembuatan patung-patung tersebut," kata Haryantana dalam keterangan tertulisnya pada Senin (27/9/2021), dilansir dari artikel Tribunnews.com dengan judul Kostrad Bantah Gatot Nurmantyo: Pembongkaran Patung Soeharto & AH Nasution Permintaan Pembuat.

Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution, kata dia, meminta untuk patung-patung yang telah dibuatnya untuk di bongkar demi ketenangan lahir dan batin, sehingga pihak Kostrad mempersilahkan.

Ia menegaskan bahwa tidak benar Kostrad menghilangkan patung sejarah (penumpasan G30S/PKI). 

Pembongkaran patung-patung tersebut, kata dia, murni keinginan Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide.

"Disimpulkan bahwa Kostrad tidak pernah membongkar atau menghilangkan patung sejarah (penumpasan G30S/PKI) Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad, tapi pembongkaran patung-patung tersebut murni permintaan Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide dan untuk ketenangan lahir dan batin," kata dia. (Tribun-timur.com/ Sakinah Sudin, Tribunnews.com/ Gita Irawan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved