Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wisata Sulsel

Puncak Lima Jari Destinasi Wisata Favorit Milenial di Ponre Bone, Banyak Spot Foto Kece

Puncak Lima Jari berada di Dusun Mico, Desa Pattimpa, Kecamatan Ponre, Bone. Perbukitan ini memiliki ketinggian 247 mdpl dari permukaan laut.

Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM/KASDAR KASAU
Pengunjung berfoto bersama di Puncak Lima Jari, Dusun Mico, Desa Pattimpa, Kecamatan Ponre, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Irfan Jaya. 

TRIBUNBONE.COM, PONRE - Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan memiliki banyak destinasi wisata.

Satu di antaranya adalah Puncak Lima Jari di Dusun Mico, Desa Pattimpa, Kecamatan Ponre, Bone.

Perbukitan itu memiliki ketinggian 247 mdpl dari permukaan laut.

Lokasinya sekira 17 kilometer dari kota Watampone.

Dapat ditempuh kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu 30 menit.

Bagi pengunjung tak perlu khawatir, karena kondisi jalanan menuju Pattimpa mulus beraspal.

Jika pengunjung berangkat dari Bone Kota, lokasi Puncak Lima Jari berada di sebelah kanan.

Akan ada penanda dengan tulisan Puncak Lima Jari.

Kemudian terlihat ada lorong untuk akses masuk, kondisi jalan tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.

Jalanan tidak rata, jika hujan pasti licin dan berlumpur.

Namun bisa menggunakan roda empat sampai ke lereng bukit.

Dari lereng bukit, anda harus jalan kaki menuju puncak melewati jalan setapak dengan kemiringan 30 derajat.

Kalau punya fisik yang kuat mungkin anda akan sampai lebih cepat.

Tapi cukup menguras tenaga bagi anda yang kurang berolahraga.

Setelah sampai ke puncak, semua rasa capek seakan terbayar dengan pemandangan alam yang begitu indah.

Hamparan bukit nan hijau menyejukkan mata.

Cocok buat anda yang memiliki rutinitas padat pada hari kerja dimana hanya bergelut dengan layar komputer dan gadget.

Namun menurut pengelola, kebanyakan pengunjung adalah anak muda milenial.

Pada puncak ini, terdapat banyak spot foto Instagramable.

Paling ikonik adalah piguran yang menyerupai telapak tangan manusia.

"Itulah sebabnya kami namakan puncak lima jari," ungkap pengelola bukit, Irfan Jaya.

Awal mula nama Puncak Lima Jari disematkan oleh lima pemuda yang menggagas tempat ini.

"Filosofinya ini lima pemuda untuk memberi penghormatan atas kerja keras mereka dan nantinya akan melekat diingatan," tuturnya.

Selain ikon tangan, ada juga Gasebo tempat istirahat, spot jendela dunia, spot cinta dengan tulisan 'love'.

Nah bagi anda umat muslim, ada juga mushollah untuk ibadah salat.

Lengkap juga kakus khusus bagi pengunjung.

Kemudian tak kalah serunya, anda disediakan panggung live musik gratis dan bisa main sepuasnya.

Beberapa waktu lalu, pihak PLN memberi bantuan listrik di puncak lima jari.

Sepanjang jalan menuju ke atas, diterangi lampu pada malam hari.

"Jangan takut lapar atau haus, kami juga sediakan kedai makanan ringan dan minuman kekinian," kata pria yang akrab disapa Ippang.

Ippang mengatakan, biaya retribusi pengunjung diantaranya Rp 5 ribu per orang.

"Tapi bagi yang ingin berkemah dan menginap harus membayar Rp 10 ribu per kepala," ungkapnya.

Hal yang Dilarang

Puncak Lima Jari saat ini dikelola oleh pemuda Dusun Mico di bawah naungan pemerintah setempat dan Dinas Pariwisata Bone.

Ia berharap agar masyarakat yang datang tetap peduli dengan lingkungan.

"Tidak boleh membuang sampah sembarang, kami sediakan tempat khusus disini," tuturnya.

Menurutnya, untuk menjaga keamanan, tidak diperkenankan membawa hal-hal yang dapat mengusik suasana.

Terpampang jelas di spanduk sebelah kiri ketika sampai di puncak.

Ada tulisan yang mengisyaratkan larangan membawa benda tajam.

Serta hal-hal yang dapat mengancam nyawa seperti senjata api.

Tidak diperbolehkan juga membawa narkoba dan minuman keras. (*)

Laporan Jurnalis Tribun-Timur.com - Kasdar

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved