Timor Leste
Wanita Ini Dipuji Timor Leste Tapi Ditolak di Indonesia, Aktivis HAM yang Dipenjara Era Soekarno
Dia seorang warga London yang gigih mengkampanyekan hak asasi manusia dan keadilan di Indonesia sepanjang masa hidupnya.
Ketika Soekarno, Presiden Pertama Indonesia, digulingkan dalam kudeta pada tahun 1965 dan pada tahun-tahun berikutnya, ribuan orang dijebloskan ke penjara ditahan tanpa pengadilan.
Pada tahun 1969, Carmel dan Bud pun menjadi salah satunya.
Mereka dipenjara, secara terpisah, dituduh sebagai anggota PKI dan terlibat dalam gerakan komunis di Indonesia.
Carmel bebas tiga tahun kemudian, setelah seorang pengacara Inggris, Sarah Leigh, memperjuangkan kasusnya.
Carmel pun diakui sebagai warga negara Inggris. Hal ini menyebabkan pembebasannya, tetapi sekaligus juga pengasingannya dari Indonesia.
Pengasingan itu tak menghentikan perjuangannya. Dihentikan di Nusantara, ia masih terus bergerak dari tanah kelahirannya.
Sekembalinya ke London, ia mulai berkampanye untuk sisa tahanan politik di Indonesia.
Bersama rekan-rekan aktivis, pada tahun 1973 ia mendirikan organisasi Tapol, akronim Indonesia untuk tahanan politik – yang mendedikasikan sisa hidupnya untuk perjuangan kebebasan dan keadilan di sana.
Perjuangannya pun membuahkan hasil.
Setelah 12 tahun ditahan, Bud juga dibebaskan dan datang ke Inggris untuk berkumpul bersama keluarganya.
Selama bertahun-tahun, Carmel dan Tapol semakin memusatkan perhatian mereka pada perjuangan penentuan nasib sendiri oleh rakyat di wilayah Indonesia.
Ia juga fokus pelanggaran hak asasi manusia dan lingkungan yang digunakan sebagai alat untuk mempertahankan kendali Jakarta, khususnya atas Timor Timur, Aceh dan Papua Barat.
Pada saat konflik-konflik tersebut kurang dikenal di Barat, diabaikan atau disembunyikan dari pandangan, Tapol konsisten dalam pekerjaannya untuk menjaga agar suara orang-orang ini didengar.
Berbagai kampanye dilakukan Carmel dan Tapol, membuatnya begitu dihargai oleh pihak-pihak yang diperjuangkannya.
Pada tahun 2009, negara Timor-Leste yang baru merdeka menganugerahinya Ordo Timor-Leste.