Timor Leste
Wanita Ini Dipuji Timor Leste Tapi Ditolak di Indonesia, Aktivis HAM yang Dipenjara Era Soekarno
Dia seorang warga London yang gigih mengkampanyekan hak asasi manusia dan keadilan di Indonesia sepanjang masa hidupnya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Seorang wanita sangat dipuji oleh Timor Leste, namun ternyata di Indonesia ia ditolak.
Wanita yabg dikenal cantik itu bernama Carmel Budiarjo.
Dia seorang warga London yang gigih mengkampanyekan hak asasi manusia dan keadilan di Indonesia sepanjang masa hidupnya.
Ia lahir pada 18 Juni 1925 di London dari sepasang suami-istri imigran Yahudi, Rebecca (nee Chaplin) dan Simon Brickman.
Kemudian, dia dibesarkan di atas toko penjahit ayahnya di Greenwich selama Perang Dunia kedua.
Carmel mengenyam pendidikan di sekolah John Roan untuk anak perempuan.
Kemudian memperoleh beasiswa untuk belajar sosiologi dan ekonomi di London School of Economics, di mana dia mengembangkan minat dalam politik.
Di sanalah ia bertemu dengan Suwondo Budiardjo (dikenal sebagai Bud), seorang pejabat pemerintah Indonesia.
Mereka menikah pada tahun 1950, bertentangan dengan keinginan kedua orang tua mereka.
Setelah kelahiran anak pertama mereka pindah ke Indonesia.
Setelah itu, dimulailah kehidupan Carmel selanjutnya yang membawa wanita ini menjadi mercusuar harapan bagi rakyatnya di negara baru saat itu.
Sosok ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyebab kebebasan dan penentuan nasib sendiri di wilayah yang dikuasainya – Timor Timur (sekarang Timor-Leste), Aceh dan Papua Barat.
Perjuangannya di Indonesia dimulai pada tahun 1950-an.
Saat itu, Carmel dan suaminya mulai bekerja di Indonesia, membantu membangun sebuah negara baru yang merdeka setelah masa penjajahan Belanda yang lama.
Carmel adalah peneliti ekonomi untuk kementerian luar negeri dan Bud adalah wakil menteri di departemen komunikasi laut.