Tribun Makassar
Tim Detector Akan Diaktifkan Kembali, Bantu Vaksinasi 100 RT per Hari
Pihaknya telah melakukan evaluasi usai banyaknya masukan saat pertama kali bertugas pada awal Juli lalu.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto akan mengaktifkan kembali tim detector.
Selasa (21/9/2021) mendatang, tim detector akan bekerja di level RT.
Mereka akan membantu proses vaksinasi 100 RT per hari yang akan dimulai pekan depan.
"Tim detector sama-sama turun nanti hari Selasa untuk program yang 100 RT per hari," ucap Danny Pomanto kepada tribun-timur.com, Sabtu (18/9/2021).
Kata Danny, peran detector sangat dibutuhkan saat ini.
Pihaknya telah melakukan evaluasi usai banyaknya masukan saat pertama kali bertugas pada awal Juli lalu.
Kedepan, tim detector akan lebih memperketat protokol kesehatan saat bertugas.
Selain itu perombakan personel juga dilakukan.
"SDMnya masih sama, ada beberapa pergantian," jelasnya.
Terkait honor yang banyak dikeluhkan tim detector, Danny janji akan membayar usai masa tugasnya genap sebulan.
Beberapa berkas administrasi juga belum rampung, sehingga pencairan belum bisa dilakukan.
"Kan mereka bekerja belum genap satu bulan, baru tiga hari. Kan kemarin karena banyak masukan kita stop dulu, sempurnakan, ini baru kau bergerak lagi," jelasnya.
Juru Bicara Makassar Recover, Henny Handayani juga merespon soal honor tim detector yang belum cair.
Henny mengatakan, anggaran untuk membayar jasa para relawan sudah siap.
Hanya saja menunggu proses administrasi yang masih sementara berlangsung.
Itu dilakukan guna mencegah terjadinya penyimpangan. Data par tim detector harus dicatat dengan baik.
"Kendalanya hanya di administrasi, anggaran ready, tapi kita mau bagaimana penyaluran ini memenuhi standar penganggaran," ucap Henny Handayani.
Penginputan administrasi ini memang sempat tertunda. Itulah yang harus dituntaskan agar insentif relawan bisa segera diberikan.
Menurutnya, sudah menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Makassar untuk membayar para relawan karena itu menjadi hak mereka.
Hanya saja persoalannya ada pada administrasi dan komunikasi dengan camat yang sempat patah.
"Administrasinya ada di camat, makanya kita berharap dengan camat yang baru ini bisa segera menuntaskan kendala-kendala itu," ujarnya.
Urusan insentif atau honor akan menjadi prioritas kata Henny. Apalagi ada rencana untuk mengaktifkan kembali tim detector.
"Itu (honor) mau dituntaskan dulu, kalau kelar dalam waktu dekat akan disusun, apakah diturunkan kembali atau formatnya bagaimana," bebernya.
Ada banyak perubahan sesuai catatan hasil evaluasi jika tim detector kembali diturunkan.
Mulai dari pola kerja atau mekanisme kerjanya, proses tracking dan tracing hingga kuantitas.
Opsi untuk mengurangi jumlah tim detector juga ada, hal tersebut akan disesuaikan dengan kondisi pandemi di Kota Makassar.
"Jadi akan dihitung efektivitasnya, kalau dibutuhkan detector turun kemungkinan formatnya akan berubah, secara kuantitas atau model trackingnya berubah," paparnya.
Bukan hanya evaluasi SOP, Tim Makassar Recover yang membawahi program tim detector ini akan memperhitungkan kompensasi yang harus diterima detector.
Diketahui, sebanyak 15.306 tim detector yang direkrut Pemkot Makassar.
Terdiri dari 10.000 relawan, 5.000 tenaga kesehatan dan 306 dokter.
Gaji Relawan Tim Detektor perbulan diberi Rp300 ribu, sementara gaji Nakes Rp750 ribu.
Jika dikalkulasi, anggaran yang dikeluarkan Pemkot untuk relawan non nakes sebanyak Rp3 miliar per bulan.
Sementara honor nakes tiap bulan totalnya Rp 3,979 miliar. (*)