Tribun Jeneponto
Tanggul Pantai Tamarunang Jeneponto Rusak Parah
Tanggul penahan air laut yang berada Pantai Tamarunang, Kelurahan Pabiringa, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto rusak parah.
Penulis: Muh Rakib | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, JENEPONTO - Tanggul penahan air laut yang berada Pantai Tamarunang, Kelurahan Pabiringa, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto rusak parah.
Akibat dari kerusakan tanggul tersebut membuat warga khawatir air laut akan meluap ke pemukiman warga.
Mengingat memasuki musim penghujan maka otomatis air laut akan semakin tinggi dan bisa jadi meluap karena tanggul yang sudah roboh.
Dan jika itu terjadi, pastinya warga akan terancam. Baik itu dalam kerugian material bahkan bisa memakan korban jiwa.
Salah seorang warga setempat, Syamsuni mengatakan, tanggul tersebut dibuat sejak periode Almarhum Radjamilo.
Hingga saat ini pemerintah yang menjabat sekarang tidak pernah melakukan perawatan atau memperhatikan apa saja yang menjadi ancaman warga.
"Dengan intensitas hujan tinggi dapat mengakibatkan gelombang tinggi sehingga air laut bisa naik ke pemukiman warga. Bisa merusak, bahkan memakan korban," ujarnya saat ditemui di lokasi, Rabu (15/9/2021) pagi.
Tanggul yang rusak itu sepanjang kurang lebih dua Kilometer.
Ia juga menyebutkan bahwa biasanya kalau musim hujan tiba ketinggian air laut itu mencapai dua sampai tiga meter dan air laut tersebut memasuki pemukiman warga.
"Seandinya tanggul itu masih dilakukan perbaikan oleh pemerintah. Pastinya air laut tidak akan meluap," bebernya.
Air laut yang kerap meluap kedaratan juga akan berpotensi menguras tanah yang berada di daratan.
"Bisa saja air laut yang meluap juga akan berpotensi abrasi di daratan sehingga di khawatirkan akan rata dengan permukaan laut," ucapnya.
Tanggul yang rusak ini merupakan destinasi wisata yang memang seharus menjadi perhatian pemerintah.
"Apa lagi lokasi ini adalah destinasi wisata yang semestinya pemerintah lebih jeli melihat potensi yang lebih besar untuk mendatangkan para pelancong luar hingga lokal," bebernya.
Menurutnya banyak pejabat yang sering datang ke lokasi tersebut tetapi hanya singgah saja berfoto-foto setalah itu dia pulang tanpa memperhatikan kerusakan destinasi.
Laporan Kontributor Tribun Jeneponto, Rakib