Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Keuangan

5 Cara Mudah Mengatur Gaji Agar Tidak Kehabisan Uang Sampai Akhir Bulan

Saat gajian tiba, kebutuhan-kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi. Demikian pula dengan tagihan-tagihan bulanan bisa dibayarkan tepat waktu.

Editor: Muh. Irham
TRIBUNNEWS.COM
Ilustrasi uang 

TRIBUN-TIMUR.COM - Bagi pekerja kantoran atau pekerja swasta, tanggal gajian adalah hal yang paling ditunggu-tunggu.

Saat gajian tiba, kebutuhan-kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi. Demikian pula dengan tagihan-tagihan bulanan bisa dibayarkan tepat waktu.

Jika ada lebih sedikit, bisa makan enak di restoran atau membeli sepatu yang selama ini sudah diincar.

Satu yang perlu diingat adalah, jangan sampai kehabisan uang padahal baru di pertengahan bulan.

Jika hal ini sering terjadi, mungkin selama ini salah mengatur keuangan.

Karena itu, Anda harus memikirkan kembali strategi keuangan dan pengeluaran.

Anda perlu membagi anggaran bulanan menjadi jumlah mingguan. Jangan lupa periksa tanggal jatuh tempo untuk setiap tagihan yang harus dibayar.

Jika minggu ketiga penuh dengan tagihan, tetapi minggu kedua lebih ringan, tarik salah satu tagihan yang jatuh tempo selama minggu ketiga ke minggu kedua.

Selain itu, ada beberapa cara lain yang bisa Anda lakukan untuk mengatur keuangan. Dilansir The Balance, berikut ini tips hemat biar Anda nggak kehabisan uang di pertengahan bulan.

1. Metode amplop

Jika sebelumnya Anda memiliki simpanan berupa uang tunai, pilihan metode amplop ini mungkin cocok digunakan. Anda bisa pisahkan pengeluaran yang dapat dibayarkan secara tunai.

Uang belanja kebutuhan bahan makanan bisa dimasukkan dalam metode ini. Tentukan berapa banyak uang yang dibutuhkan secara realistis untuk masing-masing kebutuhan. Lalu masukkan ke dalam amplop berbeda.

2. Pendekatan 60%

Pilihan ini membutuhkan kedisiplinan dan penyesuaian. Seorang penulis, Richard Jenkins, menyarankan untuk membatasi pengeluaran yang harus dibayar seperti sewa, keperluan, pembayaran mobil, asuransi, dan pinjaman, paling tidak 60 persen dari gaji.

Hal ini mungkin terbilang cukup ketat. Namun, solusi ini diusulkan berdasarkan gaji kotor, dan bukan gaji bersih. Gaji kotor adalah apa yang diperoleh sebelum pajak dan pemotongan lainnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved