Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Gowa

Penyebab Kematian Kakak AP di Gowa Masih Misteri, Korban Pesugihan?

Dari informasi yang diperolehnya diduga DS meninggal karena dicekoki air garam 2 liter.

Tangkapan layar video
Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Boby Rachman 

TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Penyebab meninggalnya DS (22), kakak dari gadis belia berinisial AP (6) yang menjadi korban kekerasan oleh orangtuanya sendiri masih misteri. 

Pasalnya, banyak kejanggalan penyebab meninggalnya DS.

Bahkan beredar kabar bahwa beberapa bagian tubuh almarhum mengalami luka.

Menurut keluarga korban Bayu (27), dari informasi yang diperolehnya diduga DS meninggal karena dicekoki air garam 2 liter.

"Ada informasi yang didapat bahwa seperti begitu. Iya informasi dari pihak keluarga," bebernya. 

Namun, dugaan DS dicekoki air garam tersebut, Bayu menyerahkan kepada pihak kepolisian agar menyelidiki penyebab kematian DS. 

Terkait dugaan pesugihan atau perdukunan di sana, Bayu mengaku baru mengetahui hal tersebut setelah kejadian yang menimpa AP. 

"Kalau dugaan seperti itu (pesugihan) kami serahkan kepada pihak kepolisian, biarkan mengembangkan kasus ini," ujarnya. 

"Kalau praktik perdukunan saya baru tahu sesudah kejadian ini, ujarnya. 

Ia menuturkan bahwa sebelumnya keluarga korban terbilang harmonis.

Dia mengaku tidak menyangka atas kejadian kekerasan yang menimpa gadis belia tersebut. 

Dia menyebut keseharian orangtua korban dan kakeknya bekerja sebagai petani. 

"Keseharian orangtua dan kakeknya petani, kalau pamannya saya tidak tahu. Pendidikan terakhirnya juga saya kurang tahu," jelasnya. 

Sekadar informasi, DS meninggal dunia sehari sebelum adik perempuannya AP dianiaya oleh kedua orangtuanya.

Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Boby Rachman mengatakan, pihaknya saat ini tengah melakukan penyelidikan terkait penyebab kematian kakak AP, DS.

"Kita masih melakukan pendalaman dan penyelidikan," bebernya, Rabu (8/9/2021).

Selain itu, Ajun Komisaris Polisi ini akan memeriksa saksi-saksi untuk mengungkap kematian DS. 

"Kita akan memeriksa saksi-saksi yang mengetahui, apa penyebab kematian kakak korban," ujarnya. 

Dari hasil penyidikan sementara, pihaknya mendapatkan informasi bahwa kakak AP pernah dibawa ke salah satu dukun atau paranormal yang ada disekitar lokasi tempat tinggal kedua orangtuanya. 

Ia disebut-sebut dibawa untuk berobat kepada dukun itu.

Sehingga, kasus ini akan didalami lebih lanjut. 

"Korban DS sempat ditangani dukun. Sempat dibawa dukun untuk pengobatan," jelasnya. 

Sejauh ini penyidik telah memeriksa sembilan saksi atas kasus yang menimpa AP. 

Empat orang di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka. 

Mereka adalah bapak, ibu, kakek dan paman korban sendiri. 

Bapak dan ibu korban masih menjalani observasi di Rumah Sakit Dadi Makassar.

Sedangkan dua orang tersangka lainnya telah ditahan di Rutan Polres Gowa

Dia menyebut, lima orang yang telah diperiksa tiga orang berjenis kelamin laki-laki dan dua orang lainnya perempuan.

Satu orang saksi lelaki yang telah diperiksa merupakan dukun.

Kondisi Terkini AP

Pasca dua hari operasi, mata bocah berinisial (6) yang menjadi korban kekerasan oleh orangtuanya sendiri mulai membaik.

Saat ini, AP masih menjalani masa pemulihan di RSUD Syekh Yusuf, Jl Dr Wahidin Sudirohusodo Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Gadis balia itu dirawat ruangan VIP di lantai 5 kamar 510.

Spesialis mata RSUD Syekh Yusuf Gowa, dr Yusuf Bachmid mengatakan kondisi mata kanan pasien berangsung membaik. 

"Kondisi mata AP mulai membaik, sambil kita melihat banyak sisi istilahnya kita percepatan, hari pertama setelah operasi kita buka perbannya, kita lihat bagus ini," bebernya, saat ditemui tribun-timur.com, Rabu (8/9/2021).

Dikatakan, ada sekitar enam jahitan di sekitar mata korban. 

"Saya lihat kondisi mata lumayan baik, tidak banyak air mata keluar, dia bisa enjoy, saya optimis InsyaAllah recover jauh lebih bagus pada umumnya," jelasnya.

"Memang bagian bawah pada kelopak mata kanan ini kita tidak bisa jahit lagi, karena banyak jaringan yang hilang, tapi kita tetap berusaha dengan pengobatan dan kita berharap bisa sembuh juga," sambungnya. 

Obat yang diberikan pada pasien ada salep oles yang digunakan tiga kali sehari. 

Pasca operasi juga mata kanan korban sudah tidak bengkak lagi.

Begitupula dengan infus juga telah dilepas.

"Kalau misalnya di kelopak mata bawah ada perlengketan yang buat mata, space kelopak matanya kurang maka kita lakukan bedah plastik, tapi kalau bagus hasilnya, terjadi kantong tidak perlu dilakukan," ungkapnya. 

Dikatakan, meski mata kanan belum terbuka betul, AP mulai bisa bermain. 

"Rawat jalan rencananya hari jumat sudah bisa pulang, diperkirakan (AP) bisa sembuh total sekitar sebulan, tapi mentalnya kita harus terapi, ungkapnya.

"Saya menawarkan terapi di klinik saya bisa, free. Jadi dia datang terapi dua jam dan pulang. Kan sekarang yang tangani Bayu dan pemerintah setempat," lanjutnya. 

Interaksi pasien juga mulai membaik, hanya saja interaksinya cenderung kepada orang yang lebih muda atau sebayanya. 

"Pokoknya yang dihindari hal-hal yang kemarin terjadi, orang lebih tua, kerumunan terlalu banyak, hindari rumahnya, daerahnya kalau perlu agar ingatannya yang lama tidak muncul kembali," pungkasnya.(*) 

Laporan Wartawan TribunGowa.com, Sayyid Zulfadli

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved