Tribun Makassar
IAS Makin 'Agresif' Jelang Musda Demokrat, Makan Malam Bareng Sarjan Tahir dan 3 Ketua Demokrat
Mantan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin rutin menggelar silaturrahim dan makan malam bareng sahabatnya sesama politisi Partai Demokrat.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Mantan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin rutin menggelar silaturrahim dan makan malam bareng sahabatnya sesama politisi Partai Demokrat.
Baru-baru ini Ilham kembali makan malam bareng Sarjan Tahir Wakil Ketua Bidang Pertimbangan DPP Partai Demokrat.
Ilham didampingi sejumlah sahabatnya seperti Bupati Pinrang Andi Irwan Hamid, Ketua Demokrat Maros Amirullah Nur Saenong, dan Plt Ketua Demokrat Takalar Jefri Timbo.
Kali ini mereka makan malam di restoran Grind and Pull Makassar, Jl Andi Mappanyukki Kota Makassar, Minggu (5/9/2021) malam.
Belakangan ini Ilham terus menggencarkan pertemuan dengan ketua-ketua DPC Demokrat kabupaten kota.
Dua nama sejauh ini menyatakan kesiapannya maju bertarung memimpin Partai Demokrat Sulsel.
Keduanya yaitu Ilham Arief Sirajuddin dan Ni'matullah Rahim Bone.
Ilham adalah mantan Wali Kota Makassar dua periode. Sementara Ni'matullah adalah Ketua Demokrat Sulsel saat ini sekaligus Wakil Ketua DPRD Sulsel.
Gelaran Musyawarah Daerah Partai Demokrat Sulawesi Selatan masih menunggu jadwal dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sejauh ini.
Ketua DPD Demokrat Sulsel Ni'matullah Rahim Bone memilih fokus bekerja sebagai wakil rakyat mengurus pandemi Covid-19.
Ni'matullah Rahim Bone memilih fokus mengawal penanganan pandemi Covid-19 dibanding bicara agenda kontestasi politik.
Ullah sapaan, mengatakan kader Partai Demokrat diminta tidak bicara politik di tengah kondisi sulit akibat pandemi Covid-19.
Hal itu diinstruksikan oleh Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono.
Partai Demokrat Sulsel akan menggelar musyawarah daerah dalam waktu dekat. Agendanya memilih ketua baru dan membentuk kepengurusan baru.
Sambil menunggu jadwal musda, Ullah memilih fokus kerja-kerja sebagai wakil rakyat mengawal kebijakan pemerintah menangani pandemi Covid-19.
"Ketum Mas AHY keluarkan instruksi dilarang bicara kontestasi politik, Mas AHY instruksikan kader turun bantu masyarakat," kata Ullah kepada wartawan, Jumat (3/9/2021).
Ullah mengatakan, masyarakat sedang kesusahan akibat pandemi Covid-19 selama satu tahun lebih ini.
Menurutnya masyarakat lebih membutuhkan perhatian dibanding bicara agenda politik.
"Jadi pendami ini beri dampak kesehatan juga akibatkan dampak ekonomi yang sangat parah bagi masyarakat kecil, kita diminta kerja nyata beri bantuan, kalau tidak bisa banyak minimal sedikit yang penting ada bentuk kepedulian kita," katanya.
Ullah baru-baru ini turun membagikan sembako dan uang tunai kepada masyarakat terdampak resesi ekonomi akibat pandemi Covid19 di sejumlah desa di Kabupaten Pangkep.
Desa yang didatangi seperti Desa Tabo-tabo, desa Taraweang, desa Jagong, dan desa Teko Labbua.
Ullah didampingi pengurus DPD Partai Demokrat Sulsel.
Ullah mengatakan sejumlah masyarakat Pangkep begitu bahagia ketika mendapatkan bantuan paket sembako.
Sementara soal musda, bagi Ullah, musda adalah ajang konsolidasi kader untuk memperkuat struktur dan infrastruktur partai, tidak boleh jadi ajang pertarungan yagn menyebabkan perpecahan.
"Belum sementara ini (konsolidasi DPC). Saya selalu bilang musda itu momentum konsolidasi, memperkuat kader, solid, tingkatkan respon kepada masyarakat. Kita tetap on the track pada cara berpikir itu," katanya.
SK Kepengurusan Ullah dkk akan berakhir pada Desember 2021 ini.
Sementara itu, dalam sejumlah kesempatan, IAS mengungkapkan punya ide dan gagasan kepemimpinan yang belum tuntas di Partai Demokrat.
Hal itu menjadi motivasi mantan Wali Kota Makassar dua periode itu ingin memimpin kembali Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sulawesi Selatan.
Aco, sapaan, mengatakan punya tekad membawa Partai Demokrat memenangi pemilihan legislatif tingkat provinsi Sulawesi Selatan.
Aco yang terpilih memimpin Partai Demokrat tahun 2010 lalu mengundurkan diri pada 2014 akibat kasus hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Alasan saya maju musda karena saya pernah memimpin Demokrat tapi tidak tuntas, belum tuntas ide dan gagasan saya. Ada hal yang harus dituntaskan," katanya.
"Seandainya saya tidak bermasalah hukum tahun 2014, saya yakin kita bisa dapat ketua DPRD Sulsel di Pemilu 2019," ujarnya.
Pria kelahiran Gowa 16 September 1965 itu mengaku punya rasa keterpanggilan untuk membawa Partai Demokrat jadi pemenang pemilu di Sulsel.
Ia mengatakan partai berlambang segitiga mercy itu punya peluang jadi pemenang pemilu jika dikelola dengan baik.
Aco meyakini sejumlah strategi yang pernah ia bangun saat memimpin Partai Demokrat masih relevan ke depan.
"Berdasarkan kejadian politik mendalam, saya berkesimpulan, kalau saya diberi kesempatan Insyaallah saya bisa bawa Partai Demokrat jadi pemenang pemilu," ujarnya.
Asumsi pertama, Aco meyakini masih punya tingkat keterkenalan yang tinggi di masyarakat Sulawesi Selatan.
Menurutnya, ia punya tingkat mobilitas yang tinggi mengelilingi 24 kabupaten kota se-Sulsel dalam kurun waktu 2008 hingga 2014.
Tahun 2008 Aco pernah melakukan road show 24 kabupaten kota saat terpilih jadi Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan.
Tahun 2009, Aco kembali berkeliling Sulsel dalam rangka kampanye pemenangan Golkar di Pemilu 2009.
2010-2011, Aco yang terpilih jadi Ketua Demokrat Sulsel kembali berkeliling 24 kabupaten kota se-Sulsel.
2012-2013 Aco berkeliling dalam rangka kampanye pemenangan Pilgub Sulsel 2013.
Tahun 2014 Aco berkeliling lagi dalam kampanye pemenangan pemilu 2024.
"Jadi tingkat mobilitas saya cukup tinggi, walaupun warna partai berbeda, saya yakin masyarakat melihat bukan warna tapi sosok," katanya.
Asumsi kedua, Aco mengatakan punya pengalaman bertarung Pilgub Sulsel 2013.
Berpasangan Aziz Qahhar Mudzakkar, Aco ketika itu meraup suara 1.785.580.
Jika memimpin kembali Partai Demokrat Sulsel, Aco meyakini mampu meraup hampir separuh suara di Pilgub Sulsel 2013 lalu.
Sementara Partai Golkar memenangkan Pemilu Legislatif 2019 di Sulsel dengan meraup suara terbanyak dengan 683.444 suara.
"Nah kalau saya bisa cari 800 ribu Demokrat jadi pemenang pemilu. Jadi target saya Demokrat 15 sampai 17 kursi. Peluang itu masih terbuka lebar, tapi kita harus diiringi kerja-kerja kolektif, paling tidak tidak ada riak-riak," katanya.
Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95