Pesugihan di Gowa
Tak Hanya di Gowa, Orangtua Tega Tenggelamkan Anak Kandung Dikira Kerasukan Genderuwo di Jawa Tengah
Tak hanya Pesugihan di Gowa sebelumnya ada kejadian orang tua tegas habisi nyawa anakanya karena dikira anak genderuwo Temanggung Jawa Tengah.
TRIBUN-TIMUR.COM- Tribuners! sebelum kejadian Pesugihan di Gowa, masyarakat Indonesia dikagetkan mayat bocah tersimpan rapi di lemari beberapa waktu lalu.
Kejadian bocah sudah meninggalkan 4 bulan baru ditemukan terjadi Desa Bejen, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (16/5/2021).
Anak berinisial A itu diduga sudah meninggal dunia dan mayatnya disimpan oleh orangtuanya sejak 4 bulan yang lalu.
Tim Kedokteran Kepolisian (Dokpol) Polda Jawa Tengah sedang melaksanakan otopsi terhadap mayat bocah itu.
Akan tetapi, hasil pemeriksaan awal, kata Benny, bocah itu sudah meninggal 4 bulan yang lalu.
Saat ditemukan, lanjut dia, mayat korban dalam kondisi kering, tinggal kulit dan tulang saja. Mayat juga tidak dikubur layaknya mayat manusia pada umumnya.
Baca juga: Operasi Hari Ini, Apakah Mata Bocah Korban Pesugihan di Gowa Masih Berfungsi? Penjelasan Dokter
Polisi pun bergerak cepat dengan mengamankan kedua orangtua korban, dan 2 orang tetangganya.
Setelah penelusuran, terungkap orang tuanya, warga Temanggung pesugihan ilmu hitam.
Bocah ini korban praktek ritual, ditenggelamkan di bak mandi karena diyakini dihinggapi makhluk lain.
Ibu korban mengaku sang anak sangat nakal hingga membuatnya melakukan rukiah sekira empat bulan lalu. Proses rukiah dilakukan oleh tetangganya yaitu HN (56) dan BN (43).
Tetangga korban itu mengatakan, A nakal karena kerasukan genderuwo.
Untuk mengusir genderuwo tersebut, keduanya menghasut orangtua korban agar A ditenggelamkan ke bak hingga tewas.
Kepala Desa Bejen, Sugeng mengaku sangat terpukul atas terbongkarnya penyebab kematian bocah berinisial A yang meninggal lantaran orang tuanya menuruti hasutan dua tersangka untuk ditenggelamkan di bak mandi.
"Pemerintah desa terpukul atas kejadian ini. Tidak ada keganjilan, cuma ada dua orang B dan H. Memang dua orang ini mendalami ilmu spiritual," kata Sugeng Selasa (18/5/2021), seperti ditulis Tribunjogja.com (grup Tribun Timur).
Sugeng menambahkan, lantaran ingin terlihat kondang, B dan H selalu menawarkan jasa pengobatan supranatural kepada masyarakat.
Baca juga: Bukan Cuman Satu Keluarga Pencungkil Mata Bocah, Polisi Dalami 40 Orang Terlibat Pesugihan di Gowa
"Tapi masyarakat kami tidak tergiur dengan omongan mereka berdua. Karena belum pernah terbukti. Belum ada orang yang sembuh setelah ditangani mereka," jelasnya.
Baru keluarga M dan S, yakni orangtua A yang menjadi korban tipu daya dua tersangka dalam kasus ini.
Dari keterangan Sugeng, B dan H mengklaim bahwa A adalah anak genderuwo Temanggung.
Sebagai pembuktian pernyataan itu, H kemudian menyuruh A untuk memakan bunga mahoni dan beberapa cabai.
"Untuk mengetes kalau anak itu adalah anak genderuwo, pernah korban itu disuruh makan bunga mahoni. Itu kan pahit sekali, sama cabai. Kalau korban tidak merasa pahit, berarti dia benar anak genderuwo. Dan benar saja, waktu itu korban tidak merasakan pahit," ungkap Sugeng.
Baca juga: Kapolres Gowa/Suami Uut Permatasari Wanti-wanti Bongkar Tuntas Kasus Mata Bocah Dicungkil Ayah-Ibu
Melihat hal itu orang tua A semakin percaya jika anaknya bermasalah dan harapan dia kepada B dan H untuk menyembuhkan buah hatinya semakin tinggi.
Kemudian ritual menenggelamkan A di bak mandi pun dimulai, dengan keyakinan jika itu satu-satunya cara untuk meruwat A dari keberadaan genderuwo.
"Menurut pengakuan A dimasukan ke bak mandi empat kali. Pertama gak apa-apa, kedua dan ketiga juga gak apa. Pas yang keempat mungkin karena terlalu lama korban ini akhirnya pingsan," kata Sugeng.
Kejadian Pesugihan di Gowa dan orang tua mengikuti hasutan paranormal karena dikira Anak Genderuwo terjadi saat krisis efek Pandemi Covid-19.
Terjadi, saat orang-orang kesulitan untuk mendapatkan penghasilan.(*)
Baca juga: Adik dan Kakak Jadi Tumbal, Polisi Selidiki Kelompok Pesugihan di Gowa Lakukan Apapun Agar Kaya