Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Sulsel 2024

Punya 11 Kepala Daerah dan 8 Wakil, Peluang Usung Cagub-Cawagub dari Golkar Jelang Pilgub Sulsel

Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani menambah daftar kepala daerah sebagai kader Partai Golkar di Sulawesi Selatan.

Editor: Muh Hasim Arfah
dokumen golkar
Bupati Luwu Utara sekaligus mantan Ketua DPD Partai Gerindra Luwu Utara, Indah Putri Indriani (kanan) bersama Ketua Partai Golkar Sulsel Taufan Pawe. 

TRIBUN-TIMUR.COM- Partai Golkar Sulawesi Selatan berhasil merekrut satu kepala daerah 29 bulan jelang pemilihan umum atau Pemilu 2024.

Bupati Luwu Utara sekaligus mantan Ketua DPD Partai Gerindra Luwu Utara, Indah Putri Indriani ‘dipasang’ sebagai ketua DPD Partai Golkar Luwu Utara.

Indah menggantikan posisi suaminya, Muhammad Fauzi sebagai ketua defenitif.

Indah yang memimpin Partai Golkar di Luwu Utara menambah amunisi Beringin menuju dua perhelatan akbar di awal dan akhir tahun 2024.

Golkar tercatat memiliki 11 kepala daerah ditambah 8 wakil kepala daerah.

Posisi kedua disusul Nasdem yang memiliki 5 kepala daerah ditambah 7 wakil kepala daerah.

Baca juga: VIDEO: Taufan Pawe Buka Musda VI Partai Golkar Luwu Utara

Bupati Indah Putri Indriani menerima bendera kebesaran partai dari Taufan Pawe seusai terpilih memimpin Partai Golkar Luwu Utara, Minggu (5/9/2021) siang
Bupati Indah Putri Indriani menerima bendera kebesaran partai dari Taufan Pawe seusai terpilih memimpin Partai Golkar Luwu Utara, Minggu (5/9/2021) siang (Golkar Sulsel)

Selanjutnya Gerindra 3 kepala daerah, PAN 2 kepala daerah 1 wakil kepala daerah. Demokrat dan Gelora masing-masing memiliki satu kepala daerah.

Dengan kekuatan 11 kepala daerah dan 8 wakil kepala daerah, apakah Golkar akan mengusung kader di Pilgub Sulsel 2024 mendatang.

Meskipun, Golkar harus melalui ujian pertama yakni Pemilu dan Pilpres 2024.

Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Makassar, Luhur A Prianto menyatakan, Golkar cukup percaya diri mengusung kadernya berpasangan.

“Terakhir pasangan Sayang (SYL-AAN) di Pilgub 2013. IAS juga kader Golkar sebelum berpindah ke Demokrat. Kemudian, Pilgub 2018, kader Golkar tidak mengusung pasangan kader, meskipun memenuhi syarat secara regulasi. Kader tetap berdiaspora dan berpasangan dgn kader partai lain, seperti IYL dan AAN –yang sebelumnya berpindah ke Gerindra. Fenomena ini menggambarkan kepemimpinan yang tidak mampu membangun soliditas internal,” kata Luhur ke Tribun, Senin (6/9/2021).

Kalau, lanjut Luhur, merujuk trend Pilgub lalu maka formasi kader Golkar-Golkar di Pilgub 2024 bisa dengan prasyaratyang tidak mudah.

Baca juga: Indah Putri Indriani Pimpin Golkar Lutra, Taufan Pawe Target Menang Pileg, Pilpres dan Pilgub 2024

“Seperti dengan perolehan kursi DPRD Privinsi yang mesti dominan. Apalagi pertimbangan geopolitik juga sangat berperan dalam penyusunan formasi pasangan Pilgub,” katanya.

Luhur juga menyatakan, kekuatan kader-kader Golkar sangat berpotensi kembali tersebar.

“Termasuk berkoalisi dengan partai-partai lain. Ketuaketua DPD 2 ini juga punya agenda pribadi dan kelompok di Pileg dan Pilgub 2024. Mereka akan cenderung mengambil sikap rational-choice. Akan terlihat ke mana jejaring dan sumberdaya politiknya  diarahkan untuk Pileg 2024,” katanya.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved