Timor Leste
Curhat Rakyat Timor Leste Soal Nasibnya, Kehidupan Melarat hingga Harga Makanan Mahal
Setidaknya itu yang diungkapkan Fortunado D'Costa, salah seorang pria ketika ditemui awak media di negara tersebut belum lama ini.
Dia menggambarkan negara itu, memiliki pegunungan terjal yang melingkari garis pantai, dan keindahan alam terbaik di dunia.
Tetapi, orang-orangnya tinggal di daerah kumuh sekitar ibu kota dan ini membuatnya tampak tidak indah.
"Kami telah ditinggalkan oleh pemerintah, Bagi para veteran mereka adalah pahlawan di masa lalu, tetapi kini mereka mengkhianati kami," kata Fortunado D'Costa, pria dari Timor Leste.
"Kami mendukung perlawanan, tetapi mereka yang mendukung pemerintah Indonesia, kini malah hidup dengan baik," katanya.
"Hari ini kami merdeka, tetapi tidak memiliki apa-apa. Hanya perdamaian dan stabilitas," imbuhnya.
Sekitar 42 persen orang Timor Leste hidup dalam kemiskinan, orang-orang yang paling putus asa, mengais sampah untuk bertahan hidup.
Tahun 2017, menandari 15 tahun sejak Timor Leste memperoleh kemerdekaannya setelah 25 tahun pendudukan Indonesia.
Sejak itu, pemimpinnya menyatukan demokrasi yang stabil dan menyalurkan listrik ke desa-desa terpencil.
Mereka telah berjuang untuk mengurangi kemiskinan yang meluas di antara 1,1 juta orang Timor.
Perkara uang seharusnya bukanlah masalah utama di Timor Leste.
Pasalnya Bumi Lorosae telah diberkati dengan cadangan minyak dan gas.
Tapi suber uang itu sekarang hampir habis dan pendapatan yang mereka hasilkan akan hilang dalam 10 tahun ke depan, karena pemerintah memompa sebagian besar uang yang dihasilkan dari minyak bumi ke skema pembangunan besar.
Tak hanya itu saja, masalah lain yang tak kalah pelik adalah sengketa perbatasan dengan Australia.
Asutralia mungkin berjasa bagi kemerdekaan Timor Leste, tetapi mereka juga mencarai keuntungan batas maritim dengan negara kecil itu.
Masalah perbatasan adalah sesuatu yang disengketakan selama 1 dekade lebih, bahkan sudah dibawa ke Mahkamah Tetap Arbritase di Den Haag, Belanda.