Puan Maharani
Ingat Vandalisme Baliho 'Open BO' Bergambar Puan Maharani? Nasib Pelaku Setelah PDI-P Bertindak
Di baliho yang terpasang di depan kantor DPC PDIP Blitar tersebut, bergambar putri Megawati Soekarnoputri dan tertulis kalimat 'Open BO'.
TRIBUN-TIMUR.COM - Masih ingat aksi vandalisme menyerang baliho bergambar Ketua DPR RI Puan Maharani?
Di baliho yang terpasang di depan kantor DPC PDIP Blitar tersebut, bergambar putri Megawati Soekarnoputri dan tertulis kalimat 'Open BO'.
Baliho terpasang di ketinggian sekitar tiga meter dari tanah, sehingga pelaku vandalisme itu tentu harus menggunakan tangga atau upaya tertentu untuk membuat coretan.
Baliho tersebut dipasang menjelang pelaksanaan rapat kerja daerah (Rakerda) DPD PDI Perjuangan Jawa Timur yang berlangsung di Blitar bulan lalu, Senin (21/6/2021).
Pihak DPC PDI-P pun membuat laporan kepolisian kala itu dan menangkap kedua pelaku yakni SA dan ST.

Namun kabar terbarunya, PDI-P Kota Batu mencabut laporan di kepolisian.
Pencabutan laporan terkait perkara vandalisme 'Open BO' di baliho bergambar Ketua DPR RI Puan Maharani.
Atas pencabutan tersebut, dua terduga pelaku vandalisme yang sebelumnya ditangkap jajaran Polres Batu dibebaskan.
Pelaku berinisial SA dan ST merupakan remaja yang baru lulus dari SMK dan SMA.
Ketua DPC PDI-P Kota Batu, Punjul Santoso mengatakan, alasan pencabutan laporan itu karena kedua pelaku sudah meminta maaf.
"Setelah ini terjadi, dari orang tua pelaku kirim WA (WhatsApp) ke saya, WA ke bu wali (Dewanti Rumpoko) untuk bisa mengkomunikasikan, akan meminta maaf secara langsung ke DPC agar kasus yang ditangani Polres tidak diteruskan," kata Punjul di Kantor DPC PDI-P Kota Batu, Kamis (2/9/2021).
Alasan lain Punjul mencabut laporannya karena pelaku baru lulus sekolah dan diyakini memiliki masa depan untuk menjadi lebih baik.
"Saya atas nama pribadi, atas nama Dewan Pimpinan Cabang memaafkan secara langsung dengan hati yang paling dalam karena anak ini aset bangsa yang harus dibina, diarahkan, dan punya keahlian yang akan nanti kita arahkan," jelasnya.
Sementara itu salah satu pelaku, SA, mengaku menyesal dan berterima kasih karena perbuatannya diampuni.
"Saya sangat menyesal dengan kelakuan saya yang membuat resah.