Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Ekonomi

Produksi Gollata Tetap Manis di Tengah Pandemi, Target 3.000 Ton Per Hari

Sebagai bahan pangan dibutuhkan masyarakat, bisnis gula tetap manis di tengah pandemi.

Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Suryana Anas
Rilis PTPN XIV
Talk show Celebes Virtual Business Week (CVBW) 2021 session 2, di Function Room (FR) Menara Bosowa, Selasa (3182021). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Direktur PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV, Suhendri menyatakan, sejak pandemi Covid-19 menghantam Indonesia, hampir semua sektor bisnis terkontraksi.

Namun, tidak bagi bisnis gula

Hal tersebut disampaikan saat menjadi narasumber talk show Celebes Virtual Business Week (CVBW) 2021 session 2, di Function Room (FR) Menara Bosowa, Selasa (31/8/2021).

Tema yang diusung pada event ini ialah Gollata Tetap Manis di Masa Pandemi.

Suhendri mengatakan, sebagai bahan pangan dibutuhkan masyarakat, bisnis gula tetap manis di tengah pandemi.

"Berdasar pada income maupun outcome tidak mengalami kontraksi yang menyebabkan kemunduran," katanya dalam keterangan resminya, Rabu (1/9/2021).

Justru sebaliknya di beberapa sisi hal ini menjadi peningkatan. 

Namun, tak dipungkiri tetap saja ada beberapa kendala dihadapi.

Diantaranya, alat-alat produksi, kondisi pabrik, bahan baku, hingga cuaca. 

Meski demikian, mitigasi resiko diakui telah dilakukan dan upaya untuk mengatasi hal tersebut terus diupayakan. 

“Saat ini kami dalam masa giling di tiga pabrik gula yaitu Takalar, Camming dan Bone," sebutnya.

Masa giling berlangsung 120 hari ini merekrut tenaga kontrak lebih banyak dari biasanya.

"Misalnya saja 500 orang untuk satu Pabrik Gula (PG) baik di pabrik maupun kebun dan ini semua melibatkan masyarakat setempat,” jelasnya. 

Menurutnya, ketiga pabrik ini adalah backup utama PTPN XIV

Pasalnya 70-80 persen pendapatan berasal dari gula, karenanya masa giling adalah momen krusial. 

"Masa giling sebenarnya adalah ujian penentu dari usaha yang dilakukan secara berkesinambungan mulai dari pembibitan, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, pemupukan, herbisida hingga penebangan yang dibagi berdasarkan segmen," bebernya.

Di mana, semua prosesnya detail sehingga harus dikawal dengan serius agar kualitas, kuantitas dan efektivitas memberikan value kepada masyarakat.

Target 3.000 Ton per Hari

Tahun ini, PTPN XIV berupaya meningkatkan produksi dibanding tahun sebelumnya. 

Untuk produksi harian sendiri di Takalar dan Camming diproduksi 3.000 ton tebu perhari.

Sedangkan di Bone 2.500 ton tebu perhari.

"Dalam proses  ini melibatkan masyarakat, institusi, koperasi agar semua stakeholder ikut memiliki Pabrik Gula yang menjadi kebanggaan Sulsel," ucapnya.

Gencar Jalin Kerjasama

Beberapa terobosan telah dilakukan PTPN XIV  untuk lebih memperkenalkan Gollata di masyarakat.

Seperti, Kerjasama dengan Bank Mandiri (pemakaian KK Mandiri mendapatkan Bonus Gollata), Display Gollata di Cafeshop Bank Mandiri.

Saat ini Gollata bisa ditemukan di Transmart, Gelael, dan Toko Ektong. 

Diketahui, PTPN XIV dibentuk pada 11 Maret 1966 ini memiliki wilayah kerja di 7 provinsi.

Sebanyak 60 persen areanya di Sulawesi Selatan, sisanya tersebar di Provinsi lain seperti Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, dan NTT. 

Dari total areal kurang lebih 100.000 Ha, baru dikelola secara optimal  sebanyak 40 persen saja. 

Kemudian, Gollata merupakan produk gula retail yang diproduksi oleh PT Perkebunan Nusantara XIV dari pabrik gula di Bone, Camming dan Takalar. 

Nama Gollata diambil dari bahasa Bugis-Makassar, artinya gula kita. 

Pemilihan nama tersebut berdasarkan kearifan lokal, sebagai harapan agar masyarakat Kota Makassar maupun Sulsel, bangga mengkomsumsi produk lokal dan halal. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved