Tribun Bantaeng
Lahannya Terdampak Kemarau, Petani Bantaeng Dapat Rp 111 Juta
Bakhtiar Kr Talli menjadi salah satu contoh petani di Kabupaten Bantaeng yang terlindungi berkat asuransi pertanian.
Penulis: Achmad Nasution | Editor: Suryana Anas
Sebab, klaim asuransi tidak bisa dilakukan untuk gagal panen akibat satu masalah yang berulang.
"Karena kemarin kita gagal panen akibat kekeringan, maka tahun ini petani secara swadaya menyediakan air irigasi. Kami juga sudah laporkan ke Dinas pertanian untuk segera mungkin dibangunkan irigasi permanen," ucapnya.
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bantaeng menyebut ketersediaan pupuk subsidi di Kabupaten Bantaeng masih mencukupi jelang musim tanam Oktober-Maret ini.
Sejauh ini, realisasi pemakaian pupuk di Bantaeng belum mencapai 50 persen dari kuota yang telah tersedia.
Data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bantaeng, saat ini, realisasi pemakaian pupuk subsidi di Bantaeng, hingga akhir Juli mencapai 4.816 ton.
Dari jumlah itu, masih ada sisa sekitar 5.758 ton. Sedangkan kuota yang tersedia untuk Bantaeng mencapai 10.575 ton.
"Stok yang tersedia ini, cukup. Apalagi di musim tanam ini, tidak semua lahan berproduksi akibat kemarau. Hanya lahan-lahan dengan irigasi yang baik yang tentu membutuhkan pupuk," jelas Kepala Seksi Pupuk dan Pestisida Dinas Pertanian Bantaeng, Nursalam.
Nursalam mengaku, penyuluh pertanian juga akan terus berusaha memberikan penyuluhan terhadap komposisi pupuk untuk petani di Bantaeng.
Ia berharap petani memberikan komposisi pupuk yang tepat untuk mengurangi pemborosan pupuk subsidi.
"Asumsinya itu, satu tanaman hanya membutuhkan 5 gram pupuk kimia. Jika petani memberikan lebih dari ini, maka hanya akan menguap atau malah merusak tanah," terangnya.
Laporan wartawan TribunBantaeng.com, Achmad Nasution