Polri
Pernah Dicopot Soal Kerumunan Habib Rizieq Kini Jenderal Ini Jabat Kapolda di Wilayah Teroris
rjen Rudy Sufahriadi akan kembali memimpi Mapolda Sulawesi Tengah. Ia punya tugas untuk menumpas teroris jaringan Al Qaeda dan MIT.
TRIBUN-TIMUR.COM- Mabes Polri melakukan mutasi besar-besaran.
Selain pergeseran, ada juga pejabat yang mengisi jabatan di Sulawesi Tengah.
Sulawesi Tengah adalah daerah yang sering menjadi sarang teroris.
Kepala BNPB Komjen Jenderal Boy Rafli Amar tidak membantah Poso, Sulawesi Tengah, menjadi basis kelompok teroris AlQaeda.
Boy mengatakan kelompok teroris di manapun, termasuk di Poso memang punya hubungan kuat dan ciri yang sama dengan kelompok-kelompok terorisme lain, termasuk Al Qaeda.
Jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) bersembunyi di hutan-hutan Sulawesi Tengah.
Baca juga: Polisi Konfirmasi Anggota MIT Qatar Pelaku Pembantaian Warga Toraja di Poso Sulawesi Tengah
Adalah Inspektur Jenderal Polisi atau Irjen Rudy Sufahriadi, yang kembali ditunjuk untuk memimpin Polda Sulawesi Tengah, menggantikan seniornya, Inspektur Jenderal Polisi Abdul Rakhman Baso, yang per tanggal 1 September purna tugas.
Irjen Rudy Sufahriadi pernah dicopot bersamaan dengan Nana Sudjana soal kasus kerumunan di Megamendung, Jawa Barat.
Mereka adalah alumni Akpol 1988 atau Akpol 88.
Kepala Kepolisian Indonesia atau Kapolri Jenderal Polisi Listyo S Prabowo memimpin serah terima jabatan di Rupatama Markas Besar Kepolisian Indonesia, di Jakarta, Selasa (31/8/2021).
Penunjukan Sufahriadi sebagai kepala Polda Sulawesi Tengah, tertuang dalam Surat Telegram Kapolri nomor : ST/1701/VIII/KEP/2021 tanggal 25 Agustus 2021.
Nama pria yang akrab disapa Rudy 'Gajah' itu di lingkungan Polda Sulawesi Tengah tidaklah asing.
Baca juga: Siapa Bohong? Rizieq Berhasil Bongkar Kesaksian Beda Kades dan Pelapor Agus Ridhallah di Megamendung
Pria kelahiran Cimahi, Jawab Barat, 1965, itu pernah menjadi kepala Polda Sulawesi Tengah pada 2016-2018, dengan pangkat brigadir jenderal polisi.
Saat itu ada Polda yang dipimpin seorang inspektur jenderal polisi dan juga brigadir jenderal polisi.
Waktu ia memimpin Polda Sulawesi Tengah, dua pentolan teroris Poso, Santoso dan Daeng Koro, tewas saat kontak tembak dengan Satuan Tugas gabungan TNI/Polri yang saat itu masih bersandi Operasi Tinombala.