Tribun Makassar
Danny Pomanto Lantik Istri Jadi Ketua Forum Multi Sektor Percepatan Eliminasi TBC
Indira Jusuf Ismail ditunjuk sebagai ketua Forum Multi Sektor Percepatan Eliminasi TB Kota Makassar.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar, Danny Pomanto melantik Pengurus Forum Multi Sektor Percepatan Eliminasi Tuberkulosis (TBC/TB) Kota Makassar, di Ruang Sipakatau, Lantai 2 Balaikota Makassar, Selasa (31/8/2021).
Indira Jusuf Ismail ditunjuk sebagai ketua Forum Multi Sektor Percepatan Eliminasi TB Kota Makassar.
Hal ini ditandai dengan prosesi pemasangan pin oleh Danny kepada istrinya tersebut, Indira.
Pembentukan forum multi sektor ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam pertemuan peluncuran “Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC 2030” Januari 2020 silam.
Juga tertuang dalam Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 yang baru saja diresmikan oleh Presiden Jokowi.
Apalagi berdasarkan laporan badan kesehatan dunia (WHO) tahun 2020.
Indonesia merupakan negara dengan beban tuberkulosis teringgi kedua, setelah India dengan estimasi kasus 845,000 di tahun 2019.
Untuk kasus tuberkulosis resistan obat (TB RO), Indonesia merupakan 1 dari 10 negara yang berkontribusi terhadap 77% dari jumlah kasus TBC RO secara global dengan estimasi kasus sebanyak 24,000.
Sementara, di Sulawesi Selatan sendiri, tahun 2020 dilaporkan adanya 12.203 kasus TBC.
Dan kontribusi terbesar berasal dari Kota Makassar, menyumbang sebanyak 3.254 kasus TBC (27%)
Dalam sambutannya, Danny mengatakan, banyak yang tidak paham terkait bahaya penyakit menular kronis TB.
"Posisi kita saat ini juara dunia di dunia, inilah yang selalu dikatakan para penjajah dulu, bahwa bangsa kita adalah bangsa sakit-sakitan," ujar Danny.
Sehingga kata Danny, kesadaran bersama perlu ditingkatkan, dengan melibatkan semua stakeholder, seperti penanggulangan Covid-19.
"Dengan melibatkan tenaga kesehatan (Nakes), pemerintah, kejaksaan, TNI-Polri, yang sudah menjadi role model, agar kita bisa keluar dari nomor dua di dunia," jelasnya.
"Kita punya 15 ribu detektor, sehingga saat mereka turun ke masyarakat, mereka melakukan screening terhadap kondisi kesehatan masyarakat," lanjutnya
