Zona Merah Covid-19, PTM di Tompobulu Bantaeng Dihentikan, Iksan Ancam Pejabat yang Tolak Divaksin
Setiap sekolah wajib menyediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir, menyediakan hand sanitizer, pengukur suhu ,tubuh dan memakai masker.
TRIBUN-TIMUR.COM, BANTAENG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantaeng memberhentikan sementara proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di dua kecamatan di Bantaeng karena masuk zona merah penyebaran Covid-19.
Dua kecamatan itu, Pajukukang dan Tompobulu. Sementara empat kecamatan lainnya tetap dilakukan, yakni di Uluere, Eremerasa, Gantarangkeke, dan Sinoa.
"Wilayahnya masuk zona merah, PTM terbatas dihentikan sementara," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bantaeng Muhammad Haris, Sabtu (21/8/2021).
Ia menambahkan, proses PTM terbatas baru akan digelar lagi jika Kecamatan Pajukukang dan Tompobulu sudah zona hijau, kuning, atau orange.
Sembari menunggu ke luar dari zona merah, kata Haris hak belajar siswa tetap diberikan meski kembali ke sistem PJJ dengan daring dan luring.
Ia berharap pandemi corona berlalu agar proses pembelajaran tatap muka segera maksimal.

Haris menjelaskan PTM digelar terbatas mengacu pada protokol kesehatan.
Setiap sekolah wajib menyediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir, menyediakan hand sanitizer, pengukur suhu ,tubuh dan memakai masker.
Kemudian, harus mengatur jarak meja siswa minimal 1,5 meter.
Kehadiran siswa juga diatur dengan membatasi jumlah siswa yang hadir.
Untuk sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hanya bisa dihadiri 50 persen dari jumlah siswa di kelas.
Sementara untuk siswa Sekolah Dasar (SD) hanya 10 hingga 14 murid dalam kelas.
Sedangkan untuk sekolah menegah pertama (SMP) bisa 10 hingga 16 siswa perkelas.
"Waktu belajar untuk semua jenjang maksimal dua jam pelajaran," Haris menambahkan.
Iksan Iskandar Ancam Pejabat Jeneponto Menolak Divaksin