Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Denny Siregar

Tol Langit Dibangun, DS Sentil Menteri Era SBY?: Jadi Ingat Ada yang bilang Internet Cepat Buat Apa?

Rol langit adalah proyek jaringan serat optik yang mengupayakan pemerataan kualitas internet di seluruh wilayah Indonesia dengan kualitas yang merata

Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Timur/ Sakinah Sudin
Kolase: Ilustrasi tol langit menggambarkan sambungan bebas hambatan bagi sinyal internet di langit Indonesia, yang akan menghubungkan seluruh wilayah di bumi Nusantara(Dok. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin) dan Denny Siregar (YouTube CokroTV). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Pegiat media sosial Denny Siregar turut berkomentar terkait satelit multifungsi Satelit Republik Indonesia (SATRIA-I).

Dalam cuitannya, Denny Siregar menyentil Menteri era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?

Berikut selengkapnya!

(SATRIA) adalah Satelit Multifungsi (SMF) yang dirancang khusus untuk koneksi internet.

SATRIA I akan mulai beroperasi secara komersial pada 17 November 2023.

Dilansir dari Kompas.com, konstruksi SATRIA-I dimulai 3 September 2020 dengan target peluncuran di tahun 2023.

Keberlanjutan satelit SATRIA-I masih berlangsung saat ini dan diklaim sudah mencapai 30 persen pada akhir Juli 2021.

SATRIA-I rencananya akan sampai pada orbit 146 BT menggunakan frekuensi Ka-band dengan teknologi HTS berkapasitas 150 Gbps.

Untuk mengawasi pergerakan satelit SATRIA-I, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Badan Usaha Pelaksana akan menyiapkan 11 stasiun Bumi (gateways) untuk satelit multifungsi Satelit Republik Indonesia (SATRIA-I).

Pemerintah juga akan menata jaringan agar sesuai dengan standar kestabilan layanan serta menjadi sarana komunikasi data antara satelit SATRIA dengan bumi.

Pembangunan itu merupakan bagian dari proyek Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Menurut Kemkominfo, Johnny G Plate, kesebelas stasiun Bumi tersebut adalah bagian dari terrestrial segment yang akan menghubungkan satelit dengan Bumi, agar bisa dimanfaatkan.

Adapun lokasi-lokasi stasiun Bumi untuk satelit Satria-I akan tersebar dari Barat hingga Timur Indonesia.

Selain di Cikarang, 10 gateways lainnya akan dibangun di Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.

Stasiun Bumi (gateways) di Cikarang sendiri pembangunannya sudah dimulai dengan groundbreaking yang digelar Rabu (18/8/2021).

Sementara sepuluh gateways lainnya menurut Johnny, masih dalam proses pengadaan lahan.

Lebih lanjut, Johnny mengatakan bahwa stasiun bumi satelit SATRIA-I akan menjangkau 150.000 titik layanan publik di berbagai sektor.

"Melalui teknologi High Throughput Satellite (HTS), proyek Satelit SATRIA-I pada tahun 2023 nantinya akan menghadirkan internet dengan kapasitas 150 Gbps di 150.000 titik layanan publik," kata Johnny dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Rabu (18/8/2021)..

Lebih spesifik, 150.000 titik layanan publik yang dimaksud akan mencakup 93.900 titik sekolah dan pesantren untuk mendukung Pembelajaran jarak Jauh (PJJ) dan ujian berbasis komputer.

Selain itu ada 3.700 titik Puskesmas dan rumah sakit, serta layanan kesehatan lain untuk mendukung kebutuhan database kesehatan yang terintegrasi. Johnny menambahkan, di sektor keamanan ada 3.900 titik layanan keamanan masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T)

Selanjutnya, ada 47.900 titik kantor desa/kelurahan, kecamatan, dan pemerintah daerah lain untuk mendukung pelayanan sistem pemerintah berbasis elektronik (SPBE/e-government), serta 600 titik layanan publik lainnya.

Denny Siregar pun berkomentar terkait hal tersebut.

"Tol langit mulai dibangun. Satelit Satria, kerjasama pemerintah dgn swasta jadi gak bebani uang negara.

Kapasitas 150Gbps. Satelit Satria ini akan menyatukan seluruh negeri lewat internet.

Jadi inget ada yg bilang, "internet cepat buat apa ? (emoji tertawa)," tulis Denny Siregar lewat akun Twitter @Dennysiregar7, Kamis (19/8/2021) pukul 2.54 siang.

Diketahui, tol langit adalah proyek jaringan serat optik yang mengupayakan pemerataan kualitas internet di seluruh wilayah Indonesia dengan kualitas yang merata, tanpa adanya kesenjangan.

Cuitan Denny Siregar disertai link artikel terkait Satelit SATRIA milik RI yang akan mulai beroperasi pada 2023.

Denny Siregar tidak menyebutkan siapa yang dimaksudnya soal pernyataan "internet cepat buat apa?".

Namun salah satu netizen membalas dengan menyertakan capture artikel Kompas.com berjudul Menkominfo: Kalau Internetnya Cepat Mau Dipakai buat Apa?.

Artikel yang terbit tanggal 30 Januari 2014 membahas pernyataan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) era SBY,  Tifatul Sembiring.

Tifatul Sembiring. menjabat sebagai Menkominfo pada periode 2009-2014.

Menkominfo: Kalau Internetnya Cepat Mau Dipakai buat Apa?

Dilansir dari artikel tersebut, laporan terbaru dari Akamai membeberkan peringkat kecepatan koneksi internet Indonesia pada kuartal III tahun 2013 lalu. Disebutkan, kecepatan koneksi internet Indonesia rata-rata tercatat sebesar 1,5 Mbps.

Angka tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat kedua terbawah di antara negara-negara Asia Pasifik dalam hal kecepatan koneksi internet rata-rata. Indonesia hanya lebih tinggi dari India yang mencatat angka 1,4 Mbps.

"Prestasi" internet Indonesia ini banyak dikecam oleh para pengguna internet di Indonesia. Mereka mengeluhkan dan bertanya, mengapa internet Indonesia lambat dan kapan internet Indonesia bisa secepat Korea Selatan yang menempati peringkat teratas dunia.

Atas keluhan tersebut, Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Tifatul Sembiring pun angkat bicara.

Tifatul melalui akun Twitter-nya, Kamis (30/1/2014), mengawali komentarnya dengan sebuah pertanyaan, "Tweeps Budiman, memangnya kalau internetnya cepat mau dipakai buat apa?...:D *MauTauBanget*".

Tak lama setelah tweet tersebut ditulis, jawaban-jawaban dari pengguna Twitter Indonesia mengalir dengan deras.

Salah satu pengguna Twitter dengan akun @Hestipanda menulis jawaban, "kirim materi video HD ke client di luar negeri, deadline, yg bisa bantu cuma internet dgn kecepatan upload yg tinggi. Help us".

Akun lain, @shitlicious, menuliskan, "skype-an sama pacar pak. Semoga anda mengerti." Yang kemudian dijawab melalui akun @tifsembiring tanpa embel-embel *TS* di belakangnya: "Ini sama dg membebankan dana saksi kpd APBN...:D."

Setelah membaca jawaban-jawaban dari para follower-nya, Tifatul pun memberi penjelasan.

Berikut penjabaran soal lambatnya internet di Indonesia oleh Tifatul:

"- Pembangunan fasilitas TIK di Indonesia dilaksanakan scr bertahap prioritas kepadatan penduduk dan pemerataan infrastruktur TIK.

- Keterbatasan anggaran Kemenkominfo, sekitar Rp 3 Trilyun/thn. u/ infrastruktur separuhnya. Smtr pertumbuhan pengguna IT sangat cepat.

- Pemerataan fasilitas IT: blank spot seluler sisa 6% wilayah Papua. Seluruh desa Indonesia sdh ada telepon, tiap kecamatan ada Internet.

- Terus dg Pembangunan jaringan broadband Fiber Optic, Wifi Kab/Kota, NIX, IIX, satelit, micro wave dst. Nmn angka pengguna jauh melejit.

- Infrastruktur dibangun scr deret hitung, namun user tumbuh scr eksponensial. Tahun 2012 jumlah IP Address Indonesia sdh mencapai 72 juta.

- Lebih dari 70% pengguna Internet memakai mobile inet. Tambah lagi down load image dan film2 yg butuh spektrum lebar sangat marak.

- Akibatnya terjadi lack of spectrum bandwith. Masing2 berebut untuk memakai jalur yg sama. Akibatnya kecepatan menjadi lambat.

- Ini fenomena kota2 besar, di Beijing saja sangat susah dpt sinyal 3G di siang hari. Ini fasilitas layanan publik. Mau cepat byr mahal.

- India saja yg sdh punya Silicon Valley di Bengalore masih terkendala dg tingginya jumlah user . Insya Allah scr bertahap akan lebih baik.

- Tahun 2015 kita targetkan kota2 besar di Indonesia sdh merata jaringan broad band dg speed inet sekitar 2MB/s - 8 MB/s. Insya Allah. (Tribun-timur.com/ Sakinah Sudin) (Kompas.com/ Reza Wahyudi/ Wahyunanda Kusuma Pertiwi)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved