Said Didu: Sebenarnya Buzzer ini Gampang Sekali Dipatahkan, Kemampuan Mereka Sama Sekali Nggak Ada
Said Didu bercerita bagaimana awal mula penggunaan kelompok buzzer ini mulai marak
Yang menariknya adalah keberpihakan pemilik konten (warganet), yang kadang-kadang juga memihak (apa yang disebarkan buzzer). Saya kan salah satu korban buzzer. Pada saat dia laporkan orang yang tidak sejalan dengan pemerintah, itu langsung diproses," imbuhnya
Di sisi lain, menurut Didu, keberadaan para buzzer yang dipelihara itu menunjukkan ketidakmampuan pemeritah untuk menyampaikan program-program maupun mendapatkan kepercayaan rakyat melalui kementerian atau birokrasinya.
"Menurut saya Buzzer telah merusak kehidupan berbangsa dan bernegara. Dampaknya, saya lihatnya sepertinya permintah sudah tidak yakin atas kemampuan birokrasinya untuk menyampaikan programnya.
Buzzeer tugasnya menyampaikan pemerian harapan palsu kepada rakyat sekaligus mematikan orang-orang yang mematikan data sebenarnya kepada rakyat," jelasnya.
"Jadi menurut saya, sekarang itu buzzer adalah tempat penempatan para pendukung yang tidak bisa ditampung di pemerintahan, kemudian di BUMN, maka dibikinkan lahan pekerjaan buzzer dan influencer itu," Didu menambahkan.
Meski demikian, Didu bersyukur kini sebagian masyarakat mulai menggunakan pikiran dan akal sehatnya dan mulai tidak percaya dengan informasi-informasi yang disampaikan oleh para buzzer dalam mengaburkan kebenaran.
Didu menyebut, para buzzer kini hanya 'menunggu ajalnya'.Baca juga: Gubernur Anies Dijuluki Duta Lebih Bayar, Ade Armando dan Denny Siregar Kompak Serang Anies
"Saya katakan makin hari saya tiap di media sosial, kesadaran rakyat semakin tinggi. Jadi saya hanya memperkirakan buzzer ini sebentar lagi umurnya dan rakyat juga sudah tidak percaya apa yang sudah disampaikan buzzer," tandasnya
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Said Didu Sebut Para Buzzer Tinggal 'Menunggu Ajal' karena Rakyat Sudah Tidak Percaya