Tribun Edukasi
Berikut 12 Aturan Penulisan Angka dalam Kalimat
Penulisan angka dalam kalimat memiliki aturan tersendiri. Bahkan tak semua angka bisa ditulis dalam bentuk kalimat.
TRIBUN-TIMUR.COM - Penulisan angka dalam kalimat memiliki aturan tersendiri.
Bahkan tak semua angka bisa ditulis dalam bentuk kalimat.
Penulisan angka bergantung pada konteks kalimat yang akan digunakan.
Bahkan aturan penulisan angka dalam kalimat telah diatur dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Menurut Rudiyant dalam buku Standar Aturan Bahasa Penulisan yang Baik dan Benar (EYD) Ejaan Yang Disempurnakan (2015), dalam tulisan bahasa Indonesia, angka Romawi atau angka Arab paling sering digunakan sebagai lambang bilangan atau nomor.
Angka Romawi terdiri atas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1000), dan seterusnya. Sedangkan angka Arab terdiri atas 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan seterusnya.
Ada 12 aturan penulisan angka dan bilangan dalam kalimat. Berikut penjelasannya yang dilansir dari situs PUEBI Daring:
Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, ditulis dengan huruf, kecuali bilangan tersebut dipakai secara berurutan seperti dalam perincian. Contohnya:
1. Hari ini aku sudah makan nasi empat kali.
Kata ‘empat’ ditulis menggunakan huruf, karena termasuk bilangan yang bisa dinyatakan dengan satu kata.
2. Perpustakaan itu memiliki koleksi dua juta buku.
Kata ‘dua juta’ ditulis menggunakan huruf, karena termasuk bilangan yang bisa dinyatakan dengan dua kata.
3. Dari 58 orang yang hadir, 41 orang di antaranya memesan ayam goreng, dan 17 orang lainnya memesan soto sapi.
Bilangan ‘58’ (lima puluh delapan) ditulis dalam bentuk angka karena tidak bisa ditulis dengan dua suku kata saja. Begitu pula dengan angka lainnya, yakni ‘41’ dan ‘17’.
Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf Contohnya:
1. Dua orang pria itu terlihat mencurigakan.
Kata ‘dua’ ditulis dalam bentuk kata karena terletak di awal kalimat.
2. Empat siswa itu berhasil mendapat beasiswa ke luar negeri.
Kata ‘empat’ ditulis dalam bentuk kata karena terletak di awal kalimat.
Angka yang menunjukkan bilangan besar, ditulis sebagian dengan huruf, supaya lebih mudah dibaca. Contohnya:
1. Harga mobil mewah itu mencapai 780 juta rupiah.
Kata ‘780 juta rupiah’, sebagian ditulis dengan huruf supaya mudah membacanya.
2. Dia baru saja membeli rumah seharga Rp10 miliar.
Kata ‘Rp10 miliar’ ditulis sebagian dengan huruf. Atau juga bisa ditulis seperti contoh pertama, namun kata ‘Rp’ dihilangkan menjadi, “Dia baru saja membeli rumah seharga 10 miliar rupiah.”
Angka dipakai untuk menyatakan:
1. Ukuran panjang, berat, luas, isi, serta waktu Contohnya: 9,8 sentimeter, 20 kilogram, 5 liter, 2 jam 45 menit, 1 tahun 3 bulan, dan lainnya.
2. Nilai uang Contohnya: Rp 10.000,00, US$3,50, dan lainnya.
Angka dipakai untuk memberi penomoran pada alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar. Contohnya:
1. Jalan Megah II No. 12
2. Hotel Kenangan Kamar 300
Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci. Contohnya:
1. Bab XI, Pasal 20, halaman 100
2. Surah Yasin: 9
3. Markus 16: 15-16
Penulisan bilangan menggunakan huruf, dilakukan sebagai berikut:
1. Bilangan utuh Contohnya:
enam belas (16), sepuluh ribu (10.000), tujuh puluh (70).
2. Bilangan pecahan Contohnya: setengah (1/2), dua pertiga (2/3), lima persen (5%).
Untuk penulisan bilangan tingkat, bisa dilakukan dengan cara berikut. Contohnya:
1. Abad XX, bisa ditulis dengan abad ke-20, atau abad kedua puluh.
2. Perang Dunia II, bisa ditulis dengan Perang Dunia Ke-2, atau Perang Dunia Kedua.
Penulisan angka yang mendapat akhiran ‘-an’, dapat dilakukan dengan cara berikut. Contohnya:
1. Dua lembar uang 5.000-an
2. Tahun 2000-an
Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus, dilakukan dalam peraturan perundang-undangan, akta, serta kuitansi. Contohnya:
1. Telah diterima uang sebanyak Rp 5.500.000 (lima juta lima ratus ribu rupiah) untuk pembayaran cicilan sepeda motor.
2. Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti dengan huruf, dilakukan dengan cara berikut. Contohnya:
1. Berikut saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp120.000,00 (seratus dua puluh ribu rupiah).
2. Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan.
Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf. Contohnya:
1. Rajaampat
2. Simpanglima
3. Tigaraksa
4. Kelapadua
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Aturan Penulisan Angka dan Bilangan dalam KalimatAturan Penulisan Angka dan Bilangan dalam Kalimat