Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pengalaman Terpapar Covid

Catatan Hikmah dan Pengalaman Terpapar Covid-19: Vaksin, Jika Tubuh Mau Imun!

Setiap saat sejak terpapar, tidak boleh perut kosong,makan apapun termasuk buah-buahan, minum air hangat,menjaga tidur dan istirahat, serta berjemur

Editor: AS Kambie
zoom-inlihat foto Catatan Hikmah dan Pengalaman Terpapar Covid-19: Vaksin, Jika Tubuh Mau Imun!
dok.tribun
Dr Adi Suryadi Culla, Dosen Fisipol Unhas

Segera! Karena, hasil test PCR juga butuh waktu 1 x 24 jam. Itu pun belum tentu, di tengah banyaknya layanan pasien Covid. Untuk mengantisipasi lebih awal, agar obat tepat dapat diresepkan.

Lebih baik seperti itu, daripada terlambat diketahui atau dilaporkan seperti dialami banyak pasien hingga kemudian sulit penyembuhan.

Dan bersyukur, melalui bantuan dua anak saya – satunya dokter Puskemas, bersama adiknya juga calon dokter baru saja selesai koas -- yang terus mencari informasi malam itu melalui teman-temannya, hingga akhirnya diperoleh info ada satu klinik yang masih bersedia melayani test PCR.

Terjawab. Test PCR, saya positif. Dengan gambaran CT Value 15. Untuk perawatan lebih baik, dokter menyarankan agar segera dirawat di rumah sakit.

Komunikasi saya dengan Prof Idrus Paturusi, Prof Irawan Yusuf, dan Prof Budu, bahwa dengan hasil PCR dan gejalanya seperti itu sebaiknya isolasi mandiri (Isoman) di rumah sakit.

Tetapi, saya memutuskan isoman di rumah saja, dengan pertimbangan antara lain: pengawasan dokter yang tetap ada, tersedia alat pengukur tanda vital dan saturasi, serta gejala juga cenderung membaik.

Doa Keluarga dan Sahabat

Coretan ini saya buat, saat mengalami isolasi mandiri (isoman) di rumah sudah hari ke-7 dari 14 hari yang disarankan ke depan.

Juga saat berlangsung pengobatan melalui resep dokter, dan konsultasi melalui media sosial yang menjadi penguat selama menjalani isoman.

Sejumlah obat yang diresepkan ternyata tidak mudah diperoleh. Obatnya harus dengan resep dokter, dan tidak semuanya tersedia di apotik. Anak saya harus berkeliling ke beberapa apotik untuk mendapatkan obat yang diresepkan.

Dukungan keluarga menjadi obat yang tak kalah ampuh. Selama isoman di rumah, isteri dan anak dengan penuh kesetiaan, tanpa kenal lelah memberi perhatian. Saya mengikuti dengan perasaan yang tidak tega, mendapatkan semangat!

Segera harus sembuh. Setiap saat sejak terpapar, disiapkannya obat yang diresepkan dokter, tidak boleh perut kosong, harus makan makanan apapun termasuk buah-buahan, minuman air hangat, menjaga tidur dan waktu istirahat, berjemur di terik matahari setiap pagi, dan sebagainya.

Saya seringkali malu sendiri, dan menyesal, karena mendapatkan perhatian saat yang sama masih seringkali sulit diatur dan “bandel” tak terbuang.    

Demikian tak terbayangkan, ternyata banyak teman sejak beberapa hari mendoakan. Di awal sebenarnya saya tidak ingin menyampaikan kondisi terpapar ke orang lain, cukup terbatas isteri dan anak di rumah saja yang tahu.

Namun, dengan pertimbangan sosial, saya hari ketiga kemudian akhirnya mengumumkan secara terbuka dengan menulis pesan yang kemudian menyebar di berbagai group WhatsApp.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved