Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Akidi Tio

Namanya Diseret Andi Arief dalam Kasus Sumbangan Rp 2 T,Denny Siregar:Iya Bro Buzzer Ratna Sarumpaet

Denny Siregar membalas pernyataan Kepala Bappilu Partai Demokrat Andi Arief yang menyeret namanya terkait kasus sumbangan Rp 2 triliun dari Akidi Tio.

Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Timur/ Sakinah Sudin
Kolase: Andi Arief (Tribunnews.com), wajah Ratna Sarumpaet tampak lebam usai mengaku dianiaya di Bandung, Jawa Barat, Jumat 21 September 2018 ( Facebook.com) dan Denny Siregar (YouTube Cokro TV). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Pegiat media sosial Denny Siregar membalas pernyataan Kepala Bappilu Partai Demokrat Andi Arief yang menyeret namanya terkait kasus sumbangan Rp 2 triliun dari keluarga Akidi Tio.

Denny Siregar menyebut Andi Arief buzzer Ratna Sarumpaet.

Diketahui, dalam cuitan di akun Twitter @Andiarief_, Andi Arief menyebut polisi harus mencari hubungan keterlibatan Denny Siregar dkk dengan anak Akidi Tio.

"Datang ke Polda Sumsel seolah2 mau sumbang 2 T, diliput media.

Buzzerp deny siregar dkk sebarkan opini.

Putri Akidi Tio punya alasan pinjam/tipu sana sini dg alasan biaya pencairan.

Hasilnya nol.

Polisi harus mencari hubungan keterlibatan Deny siregar dkk dg putri Akidi Tio," tulis Andi Arief, Senin (2/8/2021) pukul 6.16 malam, seperti dilansir Tribun-timur.com.

Pada postingan selanjutnya, Andi Arief bahkan meminta polisi memeriksa Denny Siregar cs.

"Polisi presisi harus panggil deny siregar dkk.," tulisnya di hari yang sama, pukul 6.20 malam.

Denny Siregar pun membalas cuitan Andi Arief dengan jejak digital Andi Arief terkait Ratna Sarumpaet.

"Iya bro @Andiarief__ buzzer Ratna Sarumpaet..," tulis Denny Siregar, Senin (2/8/2021) pukul 7.06 malam.

Cuitan Denny Siregar disertai capture postingan lama Andi Arief.

"Kalau Tompi itu dokter, dia harus lihat catatan media tempat muka kak @RatnaSpaet dirawat, jangan-jangan Tompi dokter kardus, masuk kuliahnya nyongok. Jangan2 lho," tulis Andi Arief, 3 Oktober 2018 lalu, pukul 2.13 siang.

Kasus Ratna Sarumpaet

Diketahui, dua tahun lalu, heboh kabar Ratna Sarumpaet dianiaya.

Kala itu, tepatnya Jumat (21/9/2018). Ratna Sarumpaet mengaku dianiaya Ratna dianiaya tiga pria di kawasan Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.

Belakangan, kebohongan Ratna Sarumpaet terbongkar.

Luka lebah di wajah Ratna Sarumpaet bukan karena dianiaya, melainkan akibat operasi plastik.

Terkait hal itu, pada 3 Oktober 2018, Ratna Sarumpaet meminta maaf.

Dilansir dari TribunJakarta.com, sembari matanya berkaca-kaca, Ratna Sarumpaet menceritakan kronologis mengenai dirinya hingga mengaku dianiaya. Dia mengaku lebam yang ada di wajahnya adalah karena wajahnya baru dioperasi plastik.

Tanpa bertele-tele, Ratna mengatakan pada tanggal 21 September dia mendatangi RS Khusus Beda dan menemui ahli bedah plastik, dr Sidik.

"Kedatangan saya ke situ karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi kiri kanan saya. Dokter sidik adalah dokter ahli bedah plastik yang saya sudah tiga empat kali ke sana," kata Ratna dalam konferensi pers di rumahnya, Rabu (3/10/2018).

Setelah dioperasi pada tanggal 21, dia kemudian mendapati wajahnya tidak seperti biasanya selesai operasi plastik.

Tanggal 22 September, wajahnya lebam-lebam.

"Saya bangun saya lihat muka saya lebam berlebihan atau tidak seperti saya alami biasanya. Dokter sidik visit saya tanya, kenapa begini? dia bilang itu biasa," beber ibunda Atiqah Hasiholan itu.

Ratna kemudian menyampaikan penjelasan dia itu sekaligus menyanggah kabar yang dia buat sendiri bahwa dirinya telah dianiaya.

"Intinya itu. Jadi apa yang saya sampaikan akan menyanggah ada penganiayaan," kata dia.

Kasus Sumbangan Rp 2 T

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumatera Selatan Supriadi mengatakan, saat ini Heriyanti, anak Akidi Tio masih dimintai keterangan terkait sumbangan Rp 2 triliun yang rencananya akan diberikan untuk penanganan pandemi Covid-19 di Sumsel.

Supriadi sekalihus membantah pernyataan Dir Intelkam Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Ratno Kuncoro yang menyebut Heriyanti telah menjadi tersangka terkait kasus hoaks sumbangan Rp 2 triliun.

Supriadi mengatakan, saat penyerahan sumbangan secara simbolis di Mapolda Sumsel, Senin (26/7/2021), dana Rp 2 triliun itu direncanakan cair pada Senin (2/8/2021) dengan menggunakan bilyet giro Bank Mandiri pukul 14.00 WIB.

Namun, sampai waktu yang ditentukan, uang tersebut ternyata belum bisa dicairkan karena mengalami beberapa kendala.

"Tidak ada prank. Pada hari ini, ibu Heriyanti kita undang ke Polda. Perlu digarisbawahi, kita undang bukan kita tangkap.

Kita undang untuk datang ke Polda untuk memberikan klarifikasi terkait penyerahan dana Rp 2 triliun melalui bilyet giro," kata Supriadi saat memberikan keterangan pers kepada wartawan, di Mapolda Sumsel, Senin (2/8/2021), dilansir dari artikel Kompas.com berjudul Sumbangan Rp 2 Triliun Anak Akidi Tio Bukan Prank, Polisi: Belum Bisa Cair karena Masalah Teknis

"Bilyet giro ini tidak bisa dicairkan karena ada teknis yang diselesaikan.

Kita tunggu sampai pukul 14. 00 WIB ternyata belum ada informasi, sehingga kita undang ke Polda Sumsel. Bukan ditangkap," kata Supriadi menambahkan.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumsel Kombes Pol Hisar Siallagan meminta masyarakat untuk bersabar terkait kasus tersebut.

"Apakah dana pada 26 Juli kemarin (Rp 2 triliun) ada atau tidak. Kami mohon sabar, pemeriksaan baru satu jam.

Tentu akan kami lakukan terus sampai kami dapat gambaran jelas, motif maupun dananya seperti itu," ujar Hisar.

Sebelumnya diberitakan, Dir Intelkam Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Ratno Kuncoro menyebut, Heriyanti telah menjadi tersangka.

Pernyataan itu disampaikan Ratno saat bertemu Gubernur Sumsel Herman Deru pukul 14.20 WIB di kantor Gubernur Sumsel.

Terkait perbedaan pernyataan, Kabid Humas Polda Sumsel Supriadi menegaskan bahwa penetapan status tersangka merupakan kewenangan Ditkrimum Polda Sumsel.

"Yang memberikan keterangan siapa? Yang punya kewenangan penyampaian (kasus) Kapolda dan Kabid Humas. Kalau penyidikan Dir Krimum, statusnya masih dalam proses pemeriksaan, Yang menetapkan tersangka adalah Dir Krimum yang punya kewenangan," ujar Supriadi. 

Bilyet Giro atas nama Heriyanti Beredar di Medsos

Baru-baru ini beredar foto Bilyet Giro Rp 2 Triliun atas nama Heryanti yang tidak lain merupakan anak bungsu almarhum Akidi Tio.

Diketahui nama Bank Mandiri ikut terseret dalam rencana donasi Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19 dari keluarga Akidi Tio.

Hal tersebut karena disebut-sebut pencairan akan dilakukan melalui rekening bank BUMN tersebut.

Namun sampai batas batas waktu pencairan uang tersebut tidak bisa dicairkan.

"Kami tunggu sampai pukul 14.00 WIB, kita undang untuk datang ke Polda Sumsel," kata Supriadi.

Tribunsumsel melakukan penelusuran nomor rekening atas nama Haryanti dan Heni Kresnowati tersebut.

Keduanya Nomor rekening itu valid.

Regional CEO Bank Mandiri (Persero) Tbk, Region II/ Sumatera 2, Lourentius Aris Budiyanto saat dikonfirmasi enggan berkomentar karena menurutnya sesuai dengan undang-undang perbankan tidak diperkenankan.

"Maaf soal itu sesuai aturan saya belum bisa berkomentar," ujar Aris saat dikonfirmasi, dilansir dari artikel TribunSumsel.com dengan judul Beredar Foto Bilyet Giro Rp 2 Triliun an Heryanti, Ini Tanggapan Bank Mandiri

Hal senada juga disampaikan Government Business Head Regional II Sumatera, Iwan Setiawan juga enggen berkomentar terkait nama Bank Mandiri yang ikut dalam rencana donasi tersebut karena pencairan melalui bank Mandiri.

"Mohon maaf belum bisa kasih keterangan terkait hal tersebut," kata Iwan. (Tribun-timur.com/ Sakinah Sudin/ Tribun Jakarta/ Kompas.com/ TribunSumsel.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved