OPINI
Kesombongan & Nilai Universal Ilmu
Penghianatan dan pengingkaran terhadap nilai universal ilmu pengetahuan adalah kesombongan.
Opini oleh: Ridwan Amiruddin, Guru Besar FKM Unhas
“Assalamu alaikum ...Alhamdulillah saya lulus beasiswa S3. Terima kasih banyak” Semakin bersemangat untuk menjalani studi Doktoral di kampus tercinta. Semoga dilancarkan dan bisa selesai tepat waktu, aamiin.(K;2.08.21)
“Bismillah . Syukur Allhamdulillah ya Allah ditengah pandemi dapat mail tengah malam 12.30 AM akhirnya berbuah manis dari 11 ribu sekian pendaftar khusus dosen se Indonesia untk program beasiswa S3 Dosen Dalam Negri, Allhamdulillah finally LOLOS Beasiswa dari Kemdikbud RISTEK-LPDP”(AM,2.08.21)
Itu quote kebahagiaan mahasiswa kami yang lulus mendapatkan beasiswa untuk menempuh studi doctoral di prodi kesmas Unhas. Selalu ada jalan untuk menuntut ilmu.
Penghianatan dan pengingkaran terhadap nilai universal ilmu pengetahuan adalah kesombongan.
Syahdan, sebiji zarrah kesombongan yang menempel dihati tidak akan pernah mencium bau surga.
Ini yang mengerikan.
Karena selendang kesombongan hanya milik yang maha memiliki.
Sederhananya "sombong" itu adalah perasaan lebih hebat dari yang lain karena; kebangsawanan, keilmuan dan atau kekayaan.
Dan, tiga aspek itu sangat rawan menghinggapi setiap orang, bisa satu aspek atau ketiganya. Apa kaiatan kesombongan dengan nilai universal?
Nilai universal ilmu melekat pada filosofi ilmu itu sendiri, keberadaan ilmu itu memiliki akar yang jelas, cara mengembangkannya dengan metode yang sistematis dan azas kemanfaatannya untuk kemanusiaan.
Atas dasar itu ilmu tumbuh dan berkembang untuk menjawab setiap tantangan dalam lingkup kajian masing masing.
Perkembangan kehidupan yang semakin multidimensi, menuntut ilmu juga berpacu dengan sangat cepatnya, sehingga leadtime ilmu semakin singkat.
Contoh, upaya pencegahan suatu penyakit dengan metode vaksinasi.
Sebelumnya, butuh waktu puluhan tahun untuk mendapatkan kombinasi struktur DNA yang tepat setiap jenis vaksin untuk membentuk antibody terhadap suatu penyakit, sekarang ini dalam tempo kurang setahun puluhan jenis strain baru vaksin siap untuk diujicobakan bahkan sudah di gunakan untuk upaya pengendalian penyakit.
Lebih jauh dalam ilmu kesehatan masyarakat yang akar ilmunya dari kedokteran yang berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kesehatan suatu kelompok masyarakat, biasa disebut kedokteran pencegahan.
Pengembangan ilmunya dengan berbagai pendekatan yang sistematis metodis, serta memiliki kemanfaatan yang jelas untuk perbaikan mutu kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.
Jadi kesehatan masyarakat itu sebuah ilmu dan seni mencegah penyakit, mempromosikan kesehatan, mencegah kematian melalui upaya pengorganisasian komunitas.
Itulah inti ilmu yang baik, bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat seluasnya luasnya, dari yang sangat sehat hingga pasien di rumah sakit.
Ilmu itu bukan milik sekelompok orang saja, apalagi untuk mimilikinya sendirian. Itu tentu sebuah kesombongan yang tidak diperlukan.
Setelah paham ilmunya, tidak serta merta anda memiliki otoritas untuk bertindak sesuka hati, Ilmu akan berfungsi mengantarkan anda menjadi pribadi yang tangguh.
Menjadi kelompok masyarakat yang berperadaban, rasional dan paham prinsip universal keseteraan dan keseimbangan.
Ilmu akan menjaga anda dari karakter negative, sepanjang anda meletakkan ilmu di atas napsu.
Ilmu ibarat cahaya yang akan mengantarkan anda kepada kesucian dan kemuliaan, sebagaimana ungkapan “tidurnya orang berilmu lebih di takuti syaitan dari pada ibadah orang yang tidak berilmu”, atau orang berilmu akan ditinggikan beberapa derajat dibanding orang yang tidak berilmu. Hal tersebut pula yang mendorong sebagian besar orang memacu diri untuk menuntut ilmu setinggi tingginya.
Nilain Kesetaraan ilmu akan menempatkan anda untuk duduk, berdiri sejajar dengan pembelajar dari disiplin ilmu lain tanpa sekat inferiority atau superioritas lainnya.
Sementara, nilai keseimbangan akan menempatkan anda sebagai pribadi yang anggung dalam berbagai peran yang anda lakonkan, sebagai isteri, suami, anak, asn, dosen, karyawan, apapun status anda, anda dapat menguasai lokus kontrol anda dengan sangat baik.
Orang berilmu tentu memiliki kecerdasan spiritual emosional yang menyatu dalam penjiwaannya. Kalau anda orang yang berilmu, maka setiap persoalan kehidupan yang anda jalani, Anda cenderung lebih matang menimbang baik buruknya suatu keadaan, untung ruginya setiap tindakan.
Begitulah orang berilmu termasuk anda dibentuk yang seakan terjadi secara natural.
Tapi sesungguhnya itu adalah sebuah desain maha karya agung untuk anda yang terkadang lupa untuk disadari dan disyukuri.
Situasi pandemik ini, telah menanamkan begitu banyak pelajaran bagi kita semua; kontemplasi kejiwaan mengantarkan kita untuk semakin menghargai kehidupan, semakin menjunjung prinsip kebersamaan, arti penting keluarga, sahabat, kawan seiring dst.situasi ini terkadang menyentuh sisi terdalam kemanusiaan kita, keluarga, sahabat, silih berganti berita kepergiannya. Seolah hidup ini sedang menunggu antrian yang berjalan sangat cepat.
Sebagai insan yang beriman dan berilmu tentu jelas apa yang harus dilaksanakan; tingkatkan hubungan anda dengan sang khalik, bahwa tiada bergeser sebiji pasir dikegelapan laut yang dalam tanpa izinNya, tiada gugur sehelai daun tanpa IzinNya.
Sebagai kelompok berilmu, gunakan ilmu anda untuk membantu keluarga dan masyarakat melewati situasi ini. Kenali masalahnya, pilih tindakan yang lebih rasional sesuai dengan kondisi yang terjadi, tingkatkan kepekaan sosial Anda.
Bantu orang disekitar anda yang memerlukan pertolongan, misalnya yang sedang solasi, jangan dikucilkan, dukung dia untuk melewati masa isolasinya.
Jadi nilai ilmu yang universal adalah adanya kesetaraan dan keseimbangan bebas dari sikap kesombongan, iri hati dan kedengkian.
Pengakuan akan harkat luhur kemanusiaan itu nilai yang sangat baik dan perlu untuk terus di junjung.
Untuk semua kandidat mahasiswa Magister dan doktoral yang telah mendapatkan beasiswa lanjut baik S2 maupun S3, dalam maupun luar negeri, supaya memanfaatkan kesempatan emas ini untuk membentuk pribadi yang tangguh, ilmuwan yang senantiasa peduli sesama, jauh dari sifat kesombongan dan senantiasa menjunjung nilai nilai universal.
Makassar, 2 Agustus 2021