Tribun Makassar
Laboratorium Makassar Recover di RSUD Daya Bisa Periksa Covid Varian Baru, Sehari Layani 1200 Sampel
Wali Kota Makassar, Danny Pomanto memantau persiapan Makassar Recover Lab di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar, Danny Pomanto memantau persiapan Makassar Recover Lab di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya.
Laboratorium ini disiapkan mendeteksi sampel Swab PCR dengan sensitifitas tinggi yang bisa mendeteksi hingga 4 varian baru.
"PCR biasa, kalau dia delta tidak terdeteksi dianggap negatif, tapi disini super sensitif, bisa mendeteksi varian baru yang bergeser dari pada virus corna ini," ujar Danny Pomanto usai melakukan pemantauan, Minggu (1/8/2021) siang.
Danny bahkan mengklaim, jika Laboratorium BSL Level 2 seperti ini baru ada di Jakarta dan Makassar.
"Nah ini hal baru di Jakarta Pondok Indah, kalau tidak salah dengan disini. Sehingga baru selesai namanya BSL Level 2," ujarnya.
Pihakya berharap ijin dari provinsi sebagai status lab bisa cepat keluar.
Rencananya, Laboratorium ini bakal menerima sampel selama 24 jam, atau jika dihitung bisa memeriksa sampai 1.200 sampel dalam sehari.
"Sekali lagi, ini murni untuk membantu, bukan gagah-gagahan. Saya sampaikan, jagan sampai lagi orang bereaksi berlebihan, ini membantu di-era pandemi seperti ini," katanya.
"Ini akan membantu untuk 24jam, itu bisa 1.200 sample dalam satu hari, bisa diperiksa dengann akurasi alat yang luar biasa," lanjutnya
Danny pun menyampaikan rasa syukurnya dengan adanya laboratorium seperti ini.
Sehingga ketersediaan pemeriksaan tracing di Makassar bisa semakin dipercepat.
"Saya kira ini patut kita syukuri sehingga hulu-hilir kita lengkap, kita punya PCR sendiri, kita punya isolasi apung, dan kita punya nanti insya Allah kita liat kemungkinan nya membuat rumah sakit darurat," katanya
Danny mengatakan, laboratorium ini diperuntukan setiap warga yang dideteksi oleh Tim Detektor, tanpa dipungut biaya.
"Jadi semua orang yang dideteksi oleh detektor kalau ada yang sakit maka Covid Hunter datang, semua gratis kalaunlewat detektor dan covid hunter, kalau mandiri, itu dia komersil," katanya.
Menurutnya, penggunaan laboratorium secara komersil cukup dimungkinkan karena sifatnya bloot.
"Karena ini bloot, itu komersil, tapi ada kewajiban sosialnya khusus kewajiban sosial itu dalam sisi Makassar Recover," jelasnya.
"Jadi kalau misalnya dia lapor, inikan saya akan buat posko RW dan kelurahan, jadi semua bisa melapor selain melapor 112 , detettor datang, covid hunter datang, semua kita periksa secara gratis," tutupnya.
Kemenkes RI Restui Program Isolasi Apung
Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, mengeluarkan Surat Rekomendasi untuk tempat isolasi pasien Covid-19 di atas Kapal Pelni.
Surat rekomendasi Kemenkes RI ini terbit sebagai jawaban atas surat permohonan rekomendasi yang dibuat Wali Kota Makassar, Danny Pomanto.
Terkait isolasi apung terpadu di KM Umsini yang menjadi bagian dari program Makassar Recover, program penanganan Covid-19 di Makassar.
Juru bicara Makassar Recover, Aloq Natsar Desi mengatakan, Surat Rekomendasi Kemenkes RI yang ditandatangani Dirjen P2P DR Maxi Rein Rondonuwu, dengan nomor: SR.0304/II/1979/2021, 28 Juli 2021.
Terdapat 7 poin yang harus diperhatikan oleh Pemkot Makassar dalam program isolasi di atas kapal Pelni.
Poin pertama yang harus diperhatikan, tempat isolasi dapat berupa hotel, sisma, asrama, balai pelatihan, rumah susun, dan fasilitas publik lainnya.
Asalkan memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh Ketua Satgas penanganan Covid-19 setempat atau otoritas setempat lainnya.
“Kemenkes menekankan, fasilitas isolasi terpusat harus terpisah dan tertutup bagi masyarakat umum agar tidak terjadi penyebaran penyakit,” ujar Aloq, Sabtu (31/7/2021).
Dikatakan, Kapal Pelni lokasi isolasi dapat direkomendasikan jika memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku, baik persyaratan administrasi, maupun persyaratan kesehatan.
Selain itu, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang diisolasi di kapal Pelni hanya pasien dengan tanpa gejala, atau tanpa penyakit komorbid dan terkontrol.
“Di ruang isolasi kapal Pelni juga harus ada dokter penanggungjawab, yang didukung tim kesehatan dalam penanganan pasien di atas kapal Pelni, dan diawasi otoritas kesehatan setempat," katanya.
"Dalam hal ini yang dimaksud Dinas Kesehatan Kota Makassar, dan tidak lupa pula mekanisme rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan harus disiapkan,” tuturnya.
Laporan tribuntimur.com,AM Ikhsan