Konten Dewasa
Hindari 6 Hal Ini Jika Anda Pergoki Anak Usia di Bawah 10 Tahun, Gunakan Ponsel Nonton Konten Dewasa
Hanya saja, salah satu tantangan berat dari orang tua untuk anaknya yang memakai gadget adalah dipakai berselancar ke konten dewasa.
Konsultan andrologi dan seks, Dr dr Hudi Winarso, MKes, SpAnd melalui bukunya, "Seks Pria & Wanita: Manfaat, Masalah, dan Solusinya" (2019) mengatakan, orangtua boleh menyampaikan pada anak bahwa material tersebut tidak pantas.
Namun, gunakan bahasa yang jelas dan tanpa nada marah.
Menghukum anak atau mendramatisir respons malah berpotensi menjadikan keingintahuan anak semakin besar tentang konten dewasa tersebut.
"Orangtua juga perlu mengadakan introspeksi, apakah sudah terbangun sistem komunikasi yang baik di dalam keluarga termasuk masalah seksualitas," ungkap Hudi.
Sebab, lanjut Hudi, data penelitian menunjukkan bahwa remaja dengan komunikasi seks yang baik dalam keluarga akan semakin kurang bermasalah dibanding remaja dengan lingkungan komunikasi seks yang kurang baik.
2. Memberi saran yang menggurui
Menurut Hudi, kebanyakan remaja tidak senang diberi saran yang sifatnya menggurui.
Oleh karena itu, orangtua perlu bijaksana dalam menyampaikan pesan seputar topik ini.
Berikan informasi yang baik kepada anak tentang masa remaja dan seksualitas.
Ajarkan anak untuk menghargai seksualitas dirinya sendiri dan orang lain.
"Katakan kepadanya bahwa mereka dapat bertanya dan berdiskusi kapan saja tentang seksualitas jika ada hal yang ingin ditanyakan," kata Hudi.
Berikan kesan pada anak bahwa dirinya mampu menunjukkan sikap yang baik, bersikap dewasa dan bertanggung jawab atas tindakan yang diperbuat.
Beberapa materi yang dapat didiskusikan orangtua dan anak antara lain tentang perawatan organ intim, masa puber, pacaran, menstruasi, kesuburan, kehamilan, kontrasepsi, hingga penyakit menular seksual.
"Suasana komunikasi seks dalam keluarga harus dibangun sedini mungkin dalam porsi yang disesuaikan dengan umur anak," paparnya.
3. Menasihati yang membuat anak merasa malu