Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Makassar

Tewas Dianiaya Kerabatnya, Begini Sosok Hairil Warga Monginsidi Baru di Mata Tetangga

Mabuk minuman keras jenis ballo berujung aksi pembunuhan yang melibatkan satu keluarga di Kota Makassar.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/MUSLIMIN EMBA
Suasana lokasi pembunuhan Hairil di kanal Jl Monginsidi Baru, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Kamis (22/7/2021) siang. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Hairil Ali dikenal sosok ramah oleh warga Inspeksi Kanal Jl Monginsidi Baru, Kecamatan Makassar, Kota Makassar.

Seperti yang diungkapkan Saba (40), ibu rumah tangga yang bermukim di tepi kanal Jl Monginsidi Baru.

"Baik sekali itu anak (Hairil Ali) kasihan, ramah orangnya, sopan kalau lewat sini," kata Saba sambil menunjuk jalanan kanan saat ditemui tribun-timur.com, Kamis (22/7/2021) siang.

Sepengetahuan Saba, Hairil Ali adalah duda beranak dua yang ditinggal cerai istrinya.

"Sudah menikah tapi pisahmi sama istrinya, dua anaknya waktu di Kalimantan," ujarnya.

Saba mengaku tidak mengetahui persis kejadian yang menewaskan Hairil saat malam pasca lebaran Idul Adha.

"Saya masih di tempat kerja waktu kejadian. Sampai di sini banyakmi orang saya lihat," katanya.

Sebelumnya diberitakan, mabuk minuman keras jenis ballo berujung aksi pembunuhan yang melibatkan satu keluarga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Kejadiannya di Inspeksi Kanal Jl Monginsidi Baru, Kelurahan Maricaya Baru, Kecamatan Makassar, Selasa (20/7/2021) malam.

Korbannya, Hairil Ali (32) warga Jl Monginsidi Baru, Kecamatan Rappicini, Makassar.

Terduga pelakunya satu keluarga, Arjun (25), adiknya Dandi (23), ibunya Anti alias Tiyong (43) dan Dg Ngerang (65) ayah Anti sekilagus kakek dari Arjun.

Informasi yang diperoleh, aksi penganiayaan yang mengakibatkan meninggalnya Hairil itu bermula saat Arjun yang dalam kondisi mabuk.

Ia terlibat cekcok dengan sepupunya Reza, adik dari korban meninggal dunia, Hairil.

Adu mulut itu berujung pemukulan yang dilakukan Arjun terhadap Reza.

Warga sekitar yang melihat kejadian itu pun melerai.

Namun, aksi pemukulan itu diketahui ibu Reza dan Hairil, Nur yang tidak lain adalah tante dari Arjun.

Nur yang tidak terima anaknya dipukul oleh sang ponakan, pun menghampiri Arjun lalu menegur.

Namun, sang Arjun tidak terima dan kembali ke rumahnya mengambil sebilah parang.

Di tepi kanal dekat pintu air, Arjun yang menenteng sebilah parang mendapati Hairil, kakak Reza.

Keduanya pun terlibat cekcok dan membuat Arjun kian tersulut emosi.

Arjun tanpa pikir panjang pun menyerang sepupunya itu (Hairil) dengan sebilah parang.

Akibatnya, Hairil mengalami luka sabetan parang di perut dan di tangan.

Arjun kabur usai melakukan aksi penyerangan.

Tidak berselang lama, Hairil yang terluka menyusul Arjun yang kabur ke rumahnya.

Di sana, Hairil mendapati ibu Arjun Anti alias Tiyong, yang tidak lain adalah tante dari Hairil.

Lagi-lagi, keduanya (Haril dan Anti) terlibat cekcok dan berujung pelemparan sesuatu ke arah Anti.

Pelemparan itu dilihat oleh adik Arjun, Dandi yang juga berada di dalam rumah.

Tidak terima ibunya diperlakukan kasar, Dandi pun mengambil tombak lalu mengejar Hairil.

Hairil yang terkejar pun ditombak oleh Dandi yang emosi.

Hairil terkena tombak di perutnya.

Tidak berselang lama, kakek Dandi yang juga merupakan kakek Hairil, Dg Ngerang juga tiba di lokasi.

Ia diduga turut terlibat dengan menombak tangan cucunya, Hairil yang sudah terjatuh.

Namun, tudingan itu dibantah Dg Ngerang. Ia mengaku hanya mengambil tombak yang digunakan Dandi di lokasi.

"Tena katte kupokei, balle-balle intu Dandi. Ia ji injo poke kualle nampa kuboli (Saya tidak menombak, bohon itu Dandi, saya hanya ambil itu tombak lalu saya simpang," kata Dg Ngerang saat ditemui di Mapolsek Makassar, Jl Kerung-kerung, Rabu (21/7/2021) sore.

Tidak berhenti sampai disitu, Anti yang juga emosi terhadap pelemparan yang diduga dilakukan Hairil, juga ikut menganiaya ponakannya menggunakan balok.

Akibat aksi penganiayaan secara bersama-sama itu, Hairil meninggal dunia.

Kapolsek Makassar, Kompol Andriani Lilikay yang dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya insiden maut itu.

"Empat tersangka (Arjun, Dandi, Anti dan Dg Ngerang) sudah diamankan sekarang. Termasuk barang bukti sudah diamankan," katanya.

Ia menjelaskan, permasalahan awal dipicu oleh Arjun yang memukul Reza, adik Hairil.

"Masalah awalnya minum si Arjun. Lalu si Resa ini yang dianiaya oleh Arjun. Lalu Resa tidak terima dan pulang menyampaikan ke orangtuanya," ujarnya.

"Orangtuanya (Nur) sampaikan lagi ke Arjun, kenapa kau pukul keluarganu (Reza). Nah disampaikan mi juga ke Haidir Ali (korban)," sambung mantan kapolsek Bontoala itu.

Ia juga mengatakan, hubungan korban dan pelaku dalam suasana kekeluargaan yang begitu erat.

"Awalnya diikira tak ada masalah apalagi mereka berkeluarga. Ibu (Nur) sama ibu (Anti) itu saudara," bebernya.

Dalam kasus itu, polisi menerapkan Pasal 338 KUHP juncto 170 dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved