Tribun Kampus
Sibuk Ngajar, Dosen Abaikan Riset, Kepala LLDikti IX: Banyak Fokus Tugas Luar Kampus
Mayoritas dosen di Indonesia abai melakukan riset sehingga jumlah jurnal yang terbit tiap tahunnya pun masih sangat minim.
Dosen tersebut menulis CV (curiculum vitae) 350 halaman.
Semua yang dilakukan ditulis dan terdokumentasi secara baik.
"Sementara kalau kita diundang orasi ilmiah, CV-nya paling banyak 3 halaman. Kita sering abai mendokumentasikan apa yang kita lakukan.”
“Saat ditanya mana dokumennya, kita lupa simpan dimana,” jelas Jasruddin.
Tipe dosen ketiga, melaksanakan tri dharma dan mendokumentasikan.
"Tipe ini yang biasanya cepat jadi Guru Besar. Ada yang sinis, bilang itu ji naurus. Padahal, memang begitulah seharusnya dosen,” tambah Jasruddin.
Terakhir, ialah dosen yang mengumpulkan sebanyak-banyaknya angka kredit, tanpa peduli halal maupun tidak. “Jangan juga jadi dosen model seperti itu,” pesan Jasruddin.
Ajak Mahasiswa Meneliti
Dekan Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Jamaluddin Jompa berbagi tips agar tetap produktif hasilkan karya.
Utamanya saat masa pandemi Covid-19 sekarang ini.
Baginya tidak ada pilihan lain selain beradaptasi dengan sistem yang ada sekarang.
Begitupun dengan sistem penelitian, yang diusahakan dengan berbagai macam cara untuk tetap melakukan penelitian di era pandemi ini.
Penelitian, kata dia bisa dilakukan bersama dengan mahasiswa.
"Saya kira kombinasi dari semua itu, termasuk komitmen dari pimpinan kampus untuk terus memaksimalkan upaya di sela-sela yang sulit untuk tetap kreatif," jelasnya.
Karena lebih banyak waktu di rumah, Prof Jamal juga mengatakan bahwa seseorang bisa mengolah, mengakses, menganalisa data yang ada.