Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Sinjai

Santunan Keluarga 3 Nelayan Asal Tongke-Tongke yang Hilang di NTT Belum Cair

Kendala yang dihadapi oleh pihak keluarga korban ABK tenggelam adalah tidak adanya surat keterangan Basarnas NTT.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Hasriyani Latif
Dok.Akbar Hijri
Dua nelayan selamat tiba di Desa Tongke-tongke yakni Taufik dan Ifar, Kamis (2242021) 

TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI TIMUR - Uang duka tiga nelayan asal Desa Tongke-tongke, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan belum cair.

"Ketiga warga kami belum cair dana santunan duka dari BPJS Ketenagakerjaan," kata Kepala Desa Tongke-tongke, Sirajuddin kepada tribun-timur.com, Kamis (15/7/2021).

Ia mengungkap bahwa santunan kematian kecelakaan itu sebesar Rp 80 juta per orang.

Kendala yang dihadapi oleh pihak keluarga korban ABK tenggelam adalah tidak adanya surat keterangan Basarnas NTT sehingga tak bisa dicairkan BPJS Ketenagakerjaan Sinjai.

"BPJS Ketenagakerjaan tidak bisa cairkan dana kecelakaan meninggal dunia kalau tidak ada surat keterangan dari Basarnas NTT," tuturnya.

Atas kendala itu, Sirajuddin berusaha meminta Basarnas NTT untuk segera menerbitkan keterangan kecelakaan laut.

Harapannya agar dana santunan keluarga tiga warga Tongke-tongke itu cair.

Terpisah Kepala BPJS Ketenagakerjaan Sinjai, Gazali mengatakan bahwa pihaknya sedang menunggu keterangan resmi dari Basarnas Kupang, NTT.

"Kita tunggu surat keterangan dari Basarnas NTT soal meninggal tenggelamnya ABK itu, selanjutnya dapat diproses jika sudah ada," katanya.

Saat ini Basarnas NTT masih melakukan pencarian. Sehingga pihak Basarnas belum dapat menerbitkan surat kematian tiga nelayan itu. 

Sekadar informasi, ketiga Anak Buah Kapal (ABK) KM Brasil 77 asal Desa Tongke-tongke itu adalah Amiruddin, Saiful, dan Abd Majid.

Kapal mereka tenggelam pada 5 April lalu setelah dilanda badai siklus seroja di Perairan Pulau Raijua, Kabupaten Sawu, Nusa Tenggara Timur.

Kapal mereka tenggelam setelah dihantam badai gelombang setinggi tujuh meter.

Saat kapal mereka tenggelam Amiruddin, Saiful, dan Abd Majid hilang.

Sejumlah warga setempat dan nelayan asal Tongke-tongke, termasuk Kepala Desa Tongke-tongke, Sirajuddin ikut berlayar ke lokasi kejadian saat itu.

Namun hingga menjelang pulang ketiga warga nelayan asal Tongke-tongke itu tak ditemukan.

Pemerintah di Pulau Raijua menyebut bahwa ketiga nelayan itu tidak ditemukan hingga saat ini dan diperkirakan sudah meninggal dunia saat peristiwa badai seroja.(*) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved