STIFA Makassar
Mahasiswa Stifa Olah Ampas Kopi Jadi Inhealer, Solusi Atasi Kantuk Saat Belajar
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (Stifa) Makassar membuat inovasi dengan mengolah ampas kopi menjadi aromaterapi.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kopi biasanya konsumsi dalam bentuk permen, kopi seduh, atau kopi yang siap diminum.
Kali ini, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (Stifa) Makassar membuat inovasi dengan mengolah ampas kopi menjadi aromaterapi.
Aromaterapi tersebut dikemas dalam bentuk inhealer atau obat hirup.
Inovasi inhealer dari ampas kopi ini dibuat oleh lima mahasiswa Stifa.
Ialah Caroline Monique Patiung, Nining Kurniati, Fajriani Ramadhan, Rismayanti, dan Aliyah Afrah Amatullah.
Ketua tim penelitian, Caroline Monique Patiung mengatakan, inovasi ini dibuat untuk menghilangkan rasa ngantuk.
Kandungan kafein dalam kopi dianggap bermanfaat untuk memulihkan tingkat kewaspadaan.
"Kandungan kafein dapat mengimbangi kemampuan kognitif yang berkurang sebagai akibat dari rasa kantuk," ucap Caroline Monique Patiung, kepada tribun-timur.com, Kamis (15/7/2021) siang.
Rasa kantuk biasa terjadi saat bekerja maupun dalam proses pembelajaran di kelas.
"Kantuk yang datang pada proses perkuliahan dengan cara menggunakan inhealer ampas kopi yang dapat memberikan efek sedative non hipnotik," jelasnnya.
Karena itu, peneliti mencoba menemukan racikan yang bisa mengembalikan fokus seseorang lewat inhealer dari ampas kopi ini.
Caroline menambahkan, kopi yang digunakan adalah kopi Toraja.
"Kabupaten toraja sebagai salah satu daerah penghasil kopi. Kami berinisiatif memanfaatkan sumber daya lokal di Sulsel," jelasnya.
Ampas kopi tersebut akan dicampur dengan minyak atsiri atau minyak eteris (essential oil).
Kata Caroline, komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup.
Senyawa tersebut berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan langsung merangsang pada sistem olfactori.
"Minyak atsiri telah dilaporkan dapat memberikan efek farmakologis pada sistem saraf pusat baik hewan maupun manusia," tutupnya. (*)