Tribun Bulukumba
Lima Tahun Menabung, IRT Asal Bulukumba Beli Mobil Seharga Rp250 Juta dari Uang Receh
Marni (47) dan suaminya Hengki menjadi pembicaraan di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Sudirman
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Marni (47) dan suaminya Hengki menjadi pembicaraan di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Pasalnya, ia membeli mobil secara cash di Kalla Toyota Bulukumba dengan menggunakan uang koin, Rabu (14/7/2021).
Itu dari hasil tabungannya selama kurang lebih lima tahun.
Usai membeli mobil impiannya, Marni, mengaku bersyukur.
Awalnya ia tak yakin, namun karena kegigihan dan konsisten menabung mimpinya bisa terwujud.
“Alhamdulillah buah kesabaran saya bisa membeli mobil, saya tidak menyangka juga jumlahnya bisa untuk cash mobil," kata Marni.
Awalnya, ia mengaku hanya ingin menabung untuk DP saja, namun setelah dihitung jumlahnya genap untuk bayar cash.
"Awalnya kan saya mau cicil untuk uang muka saja, tapi setelah kami hitung bisa untuk kontan,” tambahnya.
Ibu dari tiga orang anak ini menceritakan, kebiasaan menabung telah ia lakukan sejak dulu.
Bahkan bukan kali pertama ia membeli sesuatu dari hasil tabungan uang receh.
2008 lalu, ia juga berhasil membangun rumah dengan uang koin dan uang kertas pecahan seribu dan lima ribu.
Saat itu, jumlahnya mencapai Rp17,5 juta. Awalnya ia pesimis uang itu bisa digunakan.
Namun, setelah melakukan survei ke toko bahan bangunan, mereka siap menerima uang koin miliknya.
“Awalnya saya tanya ke pemilik toko bangunan, mau jaki terima uang receh, uang celeng-celeng (koin) dan uang seribuan, katanya mau, yah saya bawami uang untuk beli, alhamdulillah rumah kami sudah terbangun,” bebernya.
Marni kembali membeberkan, tabungan pembeli mobil selama lima tahun ada sebanyak Rp250 juta.
Namun, jumlah tersebut tidak semuanya uang koin.
Uang koin hanya sebanyak Rp50 juta saja.
Uang koin itu disimpan dalam puluhan toples makanan dan kardus.
“Jangan remehkan uang koin 500 perak atau uang kertas seribu, tidak cukup namanya satu juta kalau tidak ada uang 500, ada namanya pribahasa sedikit demi sedikit lama-lama akan menjadi bukit,” pesannya.
Marni menyebutkan, bahwa betapa berharganya uang koin dan seribuan bagi dirinya.
Apalagi ketika suaminya tak dapat bekerja selama dua tahun karena kecelakaan kerja.
Sehingga ia harus menjadi tulang punggung keluarga.
“Disitu saya sangat merasakan saat suamiku sakit, uang seribu dan 500 itu sangat berharga untuk sekadar menyambung hidup dan membeli makanan,” tambahnya.
Marketing Kalla Toyota Bulukumba, Suandi Bali, yang menawari mobil ke Marni menceritakan, awalnya ia menawarkan kredit mobil.
Namun setelah uang yang ditabung dihitung ternyata cukup untuk membayar cash. (TribunBulukumba.com)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi