Tribun Bulukumba
Kisah Supardi Jallo dari Pelayan hingga Jadi Owner Warkop di Bulukumba
Perjuangan Jallo sapaan pria kelahiran 1995 itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Kehidupan Supardi Jallo saat ini sudah lebih dari cukup.
Ia telah beromset hingga jutaan rupiah dalam sehari, berkat usaha warung kopinya.
Warkop Jallo miliknya begitu tenar di Bulukumba.
Jarang yang tak mengetahui warkop yang berada dalam kawasan Pasar Sentral Bulukumba itu.
Namun, perjuangan Jallo sapaan pria kelahiran 1995 itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Sebelum merintis usahanya 2017 silam, Jallo sapaannya, hanyalah seorang pelayan biasa.
Ia pernah menjadi pelayan di Warkop 23 dan Warkop Kampoeng.
Disitulah Jallo banyak belajar, hingga akhirnya berani merintis usaha sendiri.
"Awalnya nekat. Saya jual sepeda motor untuk buka usaha, dari uang tabungan dan penjualan motor itu terkumpul Rp 15 juta," cerita Jallo, Rabu (14/7/2021).
Warkopnya mulai buka jam 06.00 Wita hingga pukul 24.00 Wita.
Namun, di masa pandemi ini, sesuai dengan aturan pemerintah, ia harus tutup lebih awal yakni pukul 20.00 Wita.
Orangtuanya, Ahmad dan Hamsia kini tak khawatir lagi masalah ekonomi.
Keduanya ikut membantu sang buah hati untuk merintis usaha warung kopinya itu.
Bahkan kakak tertuanya, Supriadi juga ikut bersama dalam membesarkan Warkop Jallo.
Kini Warkop Jallo memiliki cabang baru yang berada di kawasan Terminal Bulukumba.