Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Makassar

Walikota Makassar Ungkap Kerugian Jika Tolak Diperiksa Tim Detektor

Walikota Makassar, Danny Pomanto menanggapi adanya masyarakat yang menolak diperiksa oleh Satgas Detektor.

Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM/ANDI MUHAMMAD IKHSAN WR
Walikota Makassar, Danny Pomanto 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Walikota Makassar, Danny Pomanto menanggapi banyaknya sorotan terkait masih adanya masyarakat yang menolak diperiksa oleh Satgas Detektor.

Danny menegaskan, jika mereka boleh saja menolak, namun jangan menyesal jika tidak diberi QR Code.

"Tidak apa-apa kalau menolak, tapi jangan juga sesalkan kita, kalau kau tidak dapat QR Code. Kan kita gerakan ini untuk dia ji, kalau tidak mau tidak usah," ujar Danny saat ditemui, Senin (12/7/2021).

"Intinya jangan menyesal, kalau mereka tidak bisa urus apa-apa di pemerintah kota kalau tidak punya QR Code, ituji," lanjutnya.

Danny mengatakan, jika QR Code ini akan digunakan untuk mengakses fasilitas publik, mulai dari pelayanan pemerintahan, maupun area wisata di Makassar.

"Ini kan untuk mereka, bukan untuk kita. Artinya dia menolak diberikan QR Code, jadi mereka menolak dilayani oleh Pemkot. Termasuk dia sakit, tidak dilayani ki, dan semua yang menolak sudah ada semua namanya," bebernya.

"Barcode ini untuk banyak hal, misalnya masuk fasilitas, harus ada QR Codenya, bahkan untuk masuk mal harus ada. Jadi kalau tidak mau tidak apa apa. Kita syukur juga, tugasnya jadi ringan," lanjutnya.

Ia juga menanggapi kritikan dari beberapa pihak, yang menganggap jika Tim Detektor bisa saja menjadi penyebar virus. 

"Apalagi ada fitnah kalau detektor penyebar virus, malah mereka yang tidak mau diperiksa yang menjadi penyebar virus," tegasnya.

Diketahui, Walikota Makassar, Danny Pomanto dan wakilnya, Fatmawati Rusdi, resmi menerjunkan 10 ribu anggota Satgas Detektor untuk melakukan skrining pada warganya, Sabtu (10/7/2021) kemarin. 

Para satgas detektor ini diwajibkan menggunakan APD lengkap dan menerapkan protokol kesehatan di lapangan. 

Kegiatan ini dilaksanakan serentak di 153 kelurahan/15 kecamatan se-Kota Makassar, yang juga turut didukung 5 ribu relawan tenaga kesehatan.

Serta 306 relawan dokter, manajemen kelurahan-kecamatan, tim gabungan Satpol PP, TNI, dan Polri. 

Setelah tim detektor melakukan pengumpulan data primer di lapangan, laporan dalam berbentuk digital diunggah ke Command Center.

Selanjutnya ditabulasi untuk menghasilkan penilaian dan status kesehatan warga Kota Makassar secara utuh dan real time. 

Apabila hasil pemeriksaan tim detektor, yang terdiri dari pemeriksaan saturasi oksigen, pengukuran suhu tubuh.

Pemeriksaan tekanan darah, dan skrining melalui saluran pernapasan menggunakan GeNose, mengindikasikan status reaktif. 

Maka bakal ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab antigen dan swab PCR.

Laporan tribuntimur.com, AM Ikhsan

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved