Tribun Makassar
Lurah dan Camat yang Tolak Makassar Recover Terancam Dicopot
Walikota Makassar, Danny Pomanto mengaku telah mengidentifikasi beberapa lurah dan camat yang tidak mendukung program Makassar Recover
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Walikota Makassar, Danny Pomanto mengaku telah mengidentifikasi beberapa lurah dan camat yang terang-terangan tidak mendukung program Makassar Recover.
Hal ini disampaikannya usai menggelar rapat kordinasi Makassar Recover, bersama Wakilnya, Fatmawati Rusdi secara virtual, Jumat (9/7/2021).
Kata Danny, Sabtu (10/7/2021) besok, tim detektor akan turun ke rumah-rumah warga untuk melakukan tracing.
Namun, sebelum itu, ia akan mengecek kesiapan camat dan lurah untuk melancarkan kerja tim Detektor di lapangan.
"Sudah 95 persen lah, besok itu 5 persennya selesai. Saya mau mengecek kesiapan Camat Lurah, karena terindikasi ada yang tidak mendukung," ujar Danny.
Bahkan katanya, beberapa lurah sudah terang-terangan menghasut masyarakat untuk menolaj program Makassar Recover.
"Dan beberapa lurah sudah terang-terangan mengatakan tidak ada Makassar recover. Tapi lurah-lurah ini sudah teridentifikasi dan akan saya selesaikan minggu depan," jelasnya.
Lanjut Danny, lurah-lurah yang teridentifikasi tersebut memang selama ini memiliki kinerja yang buruk, dan hanya menyusahkan masyarakat.
"Karena mereka memprovokasi masyarakat, memang lurah-lurah ini kinerjanya jelek, dan cenderung menjilat saja kerjanya, menyusahkan masyarakat," tegas Dannya.
Ia pun memastikan, bakal mengganti para camat dan lurah yang ikut menghambat jalannya program Makassar Recover.
"Pasti saya selesaikan, tadinya mau saya sisakan setelah resetting, tapi saya percepat ini," tuturnya
Danny membeberkan, ada sekitar 30 lurah yang sudah diidentifikasi, yang berasal dari hampir semua kecamatan.
"Tapi nanti kita evaluasi, kalau ada yang bisa dimaaafkan kita maafkan, tapi yang memprovokasi Masyarakat tidak ada maaf lagi.
Adapun lurah yang membangkan, kebanyakan berasal dari kecamatan Bontoala dan Manggala.
Bahkan kata Danny, Camat Bontoala Syamsul Bahri, sudah terang-terangan menyampaikan penolakannya di warung kopi.
"Hampir semua kecamatan, Bontoala yang agak keras, karena dia dengan sangat berani menyampaikan di warung kopi," beber Danny.
"Bontoala juga tidak hadir saat GeNose dan Manggala juga bingung saat ditanya kenapa mereka tidak hadir," tutupnya.
Lapran tribuntimur.com, AM Ikhsan