Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Kampus

Mahasiswa Stifa Makassar Bikin Larutan Antiseptik Scaling Gigi dari Daun Yodium

Mahasiswa Stifa Makassar Bikin Larutan Antiseptik Scaling Gigi dari Daun Yodium

Penulis: Siti Aminah | Editor: Hasriyani Latif
Stifa Makassar
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (Stifa) Makassar membuat inovasi Larutan Antiseptik Scaling Gigi lewat daun yodium. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Daun yodium punya banyak manfaat untuk dunia kesehatan.

Pohon ini dikenal sebagai pohon betadine yang bisa menyembuhkan luka, mencegah infeksi, mengobati sariawan dan jenis luka lainnya.

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (Stifa) Makassar memanfaatkan daun yodium untuk dijadikan sebagai larutan antiseptik.

Larutan antiseptik tersebut bisa digunakan untuk scaling gigi atau pembersihan karang gigi.

Ketua tim, Nurul Shafa Nabila mengatakan, kebersihan gigi dan mulut mempunyai peran yang sangat penting di bidang kesehatan gigi.

Kebersihan mulut yang buruk terhadap seseorang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit baik lokal maupun sistemik.

Diatakan, daun yodium bisa digunakan dalam proses penanganan scaling gigi.

Daun yodium dikenal memiliki kandungan yang baik dalam menyembuhkan luka. 

"Yodium ini mengandung sulfur dan iodine yang berperan sebagai zat antiseptik dan mempercepat penyembuhan luka,” kata Nurul Shafa Nabila, kepada tribun-timur.com, Selasa (6/7/2021) sore.

Lanjut Nabila, penelitiannya  berjudul “Inovasi Larutan Antiseptik Water Scaling Ultrasonic Nanopartikel Ekstrak Yodium (Jatropha multifida) Solusi Penanganan Peradangan Setelah Scaling”.

Ia menjelaskan, nanopartikel punya banyak kelebihan, ukuran partikel dan karakteristik permukaan nanopertikel mudah dimodifikasi sesuai kebutuhan.

“Berdasarkan kegunaannya sebagai agen antibakteri, nanopartikel yang dihasilkan akan diaplikasikan sebagai lapisan antibakteri penyebab luka infeksi,” tuturnya.

Nanopartikel juga dapat mengontrol dan mempertahankan pelepasan senyawa aktif.

Itu bisa mengurangi efek samping dan pelepasan senyawa aktif terkontrol.

"Serta kandungan senyawa aktif dapat dimasukkan ke dalam sistem tanpa reaksi kimia yang menjadi faktor penting untuk menjaga aktivitas senyawa," jelasnya.

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan pada Laboratorium Mikrobiologi STIFA Makassar, Laboratorium Farmakologi STIFA Makassar, Laboratorium Penelitian STIFA Makassar, dan Laboratorium Farmasetika STIFA Makassar

Adapun timnya terdiri dari Nurul Shafa Nabila, Kintan Lestari Dewi, Iin Aulyah Tahir, dan Charlina Arruan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved