Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Virus Corona

Virus Varian Lambda Masuk Indonesia, Peneliti: Lebih Menular dari Delta

Bahkan, menurut peneliti, varian Lambda berpotensi lebih menular dibanding varian Delta, Alpha, dan Gamma.

Editor: Muh. Irham
unsplash/CDC
Sejumlah Fakta Penelusuran Varian Virus Corona B.1.1.7, B.1.617 dan B.1.351 di Indonesia 

TRIBUNTIMUR.COM - Selain virus corona varian Delta, virus varian Lambda juga telah masuk ke Indonesia.

Bahkan, menurut peneliti, varian Lambda berpotensi lebih menular dibanding varian Delta, Alpha, dan Gamma.

Yang lebih mengerikan, vaksin Covid-19 yang kini gencar disuntikkan ke masyarakat Indonesia, tidak mampu memberikan perlindungan yang memadai dari serangan virus ganas ini.

"Data kami menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa mutasi yang ada dalam protein lonjakan varian Lambda memberikan pelepasan antibodi penawar dan peningkatan infektivitas," kata para peneliti dari Universitas Chili.

Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (4/7/2021), Lambda menyumbang 82 persen dari total kasus Covid-19 pada Mei dan Juni lalu di Peru.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), negara di Amerika Latin itu memiliki tingkat kematian tertinggi di dunia akibat virus tersebut.

Sedangkan sebagai negara terdekat, di Chili, varian itu menyumbang hampir sepertiga dari total kasus yang terjadi baru-baru ini.

Varian Lambda, sebelumnya sering disebut sebagai C.37 dan kali pertama ditemukan di Peru pada akhir tahun lalu.

Sejak saat itu, varian ini telah terdeteksi di 27 negara, termasuk Inggris.

Kemunculan Lambda ini pun menimbulkan kekhawatiran bagi para ahli di Amerika Latin dan membuat bingung para ilmuwan, karena mutasinya yang tidak biasa.

Varian Delta Menyerang Semua Usia

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa dalam fenomena lonjakan kasus virus corona (Covid-19), yang harus dicatat adalah varian B.1.617.2 (Delta) 'menyerang semua kelompok usia'.

Varian yang diklaim lebih mudah menular ini, kata dia, bahkan dapat menyebabkan dampak yang fatal bagi kelompok lanjut usia (lansia), serta mereka yang memiliki penyakit penyerta atau kondisi khusus.

"Yang jelas penyakit ini, khususnya Delta variant ini menyerang semua usia, fatal terutama memang di usia lanjut atau yang memiliki komorbid atau kerawanan lainnya. Orang yang berisiko ini akan sangat rawan," ujar Dicky, kepada Tribunnews, Minggu (4/7/2021).

Kendati saat ini banyak anak-anak yang turut terinfeksi Covid-19, khususnya di wilayah DKI Jakarta, namun ia menyebut varian ini tidak secara khusus menyerang kelompok usia anak.

"Jadi tidak khusus menyerang anak ya," kata Dicky.

Ia kemudian memprediksi puncak peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia akan terjadi menjelang akhir Juli 2021.

Terlebih saat ini fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) sudah tidak mampu menampung lonjakan kasus positif.

Sehingga banyak di antara pasien yang memiliki gejala beragam ini terpaksa mengisolasi secara mandiri di rumah.

"Situasi ini masih akan berlanjut sampai mendekati akhir bulan ini sebagai puncaknya. Apalagi kita ini di tengah situasi di mana semakin banyak pasien yang tidak tertangani ya," papar Dicky.

Saat ini, angka laporan kasus memang mengalami peningkatan, kata dia, namun belum terlalu tinggi lantaran testing yang dianggap kurang optimal.

Dicky pun berharap penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 20 Juli mendatang, dapat memaksimalkan upaya testing ini hingga mencapai angka 500.000.

"Karena memang sudah sangat banyak ini laporan kasus, (tapi) kita belum menunjukkan peningkatan yang berarti karena memang testingnya juga 'segitu', belum meningkat, kita harapkan dari ppkm darurat itu bisa 500.000," jelas Dicky.

Sehingga nantinya bisa menemukan banyak kasus infeksi baru, kemudian segera ditindaklanjuti melalui upaya isolasi, baik mandiri maupun yang difasilitasi oleh pemerintah.

"Dan langsung isolasi karantina, mau mandiri, mau difasilitasi," tutur Dicky.

Dicky pun menekankan bahwa keterbatasan fasyankes akibat lonjakan pasien Covid-19 seharusnya menjadi momen yang tepat bagi pemerintah untuk serius mengedukasi masyarakat terkait bagaimana cara mengisolasi diri di rumah.

"Tapi yang jelas, bahwa saat ini sudah waktunya memberikan edukasi pada publik bagaimana dan apa yang harus dilakukan kalau isoman (isolasi mandiri), yang jelas tidak ada hal hal yang aneh ya sebetulnya," pungkas Dicky.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved