Tribun Enrekang
Baznas Enrekang Biayai S3 Rektor Unimen Enrekang
selama ini yang masyarakat pahami zakat itu diperuntukkan bagi warga yang berhak menerima diantaranya fakir miskin.
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG - Rektor Universitas Muhammadiyah Enrekang (Unimen), Yunus Busa, saat ini sedang mendapat sorotan publik di Kabupaten Enrekang.
Pasalnya, Ia mendapat bantuan dari Badan Amil Zakat (Baznas) Enrekang sebesar Rp 10 juta untuk biaya penelitian penyelesaian S3-nya.
Bantuan tersebut diberikan oleh Syawal Sitonda yang saat itu menjabat sebagai Plt Pimpinan Baznas Enrekang.
Syawal Sitonda sendiri diketahui sebagai Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Enrekang.
Nama Yunus Busa berada di antara deretan nama-nama mahasiswa Unimen yang juga mendapatkan bantuan Baznas untuk biaya pendidikan tahun ini.
Yunus Busa berada di urutan 22 penerima beasiswa dari Baznas Enrekang.
Keduanya pun kini menuai sorotan pedas masyarakat Kabupaten Enrekang.
Salah satu warga yang juga seorang muzakki yang rutin membayar zakatnya di Baznas Enrekang, Ningsih mengaku sangat menyesalkan adanya pemberian bantuan kepada rektor Unimen tersebut.
Pasalnya, selama ini masyarakat sudah sangat percaya kepada Lembaga Pengumpul Zakat ini, mereka tak pernah menduga jika dana umat yang dikelola Baznas Enrekang juga mengalir kepada orang sekelas Rektor.
Apalagi, selama ini yang masyarakat pahami zakat itu diperuntukkan bagi warga yang berhak menerima diantaranya fakir miskin.
" Saya sebagai muzakki di Baznas, menganggap itu sangat menyakitkan hati, apa yang dilakukan pihak Baznas Enrekang dan Rektor Unimen sangat menyakiti hati masyarakat Enrekang," katanya pada TribunEnrekang.com, Minggu (4/7/2021) sore.
Terpisah Syawal Sitonda saat dikonfirmasi media mengatakan, bantuan yang diberikan kepada Rektor Unimen bukanlah untuk menyelesaikan program S3.
"Yang kita bantu itu adalah dana penelitian karena terkait dengan Baznas yang dia tulis oleh Pak Rektor," kata Syawal.
"Kita bukan membantu karena dia tidak mampu. Memang faktanya ini adalah dana penelitian karena terkait Baznas," tambahnya.
Syawal menjelaskan, bantuan itu bukan bantuan untuk penyelesaian pendidikan S3 Yunus Busa.
Karena sesuai judul penelitian Rektor Unimen yakni "Kebijakan Pengelolaan Zakat berbasis pengentasan kemiskinan di Kabupaten Enrekang".
Untuk itu Syawal mengatakan apa yang dilakukan terkait pemberian bantuan kepada Rektor Unimen adalah untuk membantu Baznas Enrekang ke depan.
Disisi lain Rektor Unimen, Yunus Busa menyampaikan terkait dana Baznas yang dia terima menurutnya tidak ada masalah.
Karena 8 Asnap yang berhak menerima bantuan dari Baznas itu salah satunya adalah Fi Sabilillah yang berjuang di jalan Allah.
"Jadi kalau dipihak saya itu tidak ada masalah karena salah satu yang mendapat bantuan dari Baznas adalah yang berjuang di jalan Allah dengan mengangkat senjata," ujar Yunus.
"Menuntut ilmu itu juga Fi Sabilillah, karena sekarang sudah tidak ada lagi perang. Menuntut ilmu itu juga Fi Sabilillah," tambahnya.
Ia mengatakan, bantuan yang diberikan kepadanya bukan beasiswa untuk menyelesaikan kuliahnya tetapi terkait penelitian yang berkaitan dengan Baznas.
Yunus Busa mengatakan hal ini seharusnya tidak perlu dipermasalahkan, atau kalau harus dipermasalahkan sebaiknya hal itu dipertanyakan kepada ahlinya yang bisa menjawab dengan baik.
Yunus Busa juga bersedia jika harus dipanggil ke DPRD untuk memberikan penjelasan terkait hal tersebut.
Bahkan jika diminta untuk mengembalikan dana itu, Yunus Busa pun bersedia. Meskipun menurutnya apa yang dia lakukan tidak ada yang perlu dipermasalahkan.
Terkait bantuan yang diterima Rektor Unimen, Anggota DPRD Enrekang, Mustain Sumaele mengatakan sepanjang yang dilakukan Baznas adalah perintah Syariat Agama itu tidak ada masalah.
"Masalahnya yang dikelola Baznas itu adalah dana umat bukan anggaran daerah. Kalau dia layak dapat tidak ada masalah, tapi kapan tidak jelas itu akan bermasalah," ujarnya.
Untuk itu dirinya akan mengkonfirmasi kebenaran masalah tersebut ke pihak yang bersangkutan.
Ketua DPD Partai Gerindra Enrekang ini mengatakan, tidak menutup kemungkinan Baznas dan Rektor akan diundang untuk memberikan penjelasan, agar tidak menjadi polemik di masyarakat.
"Agae tak jadi polemik mungkin akan kita undang untuk berikan penjelasan," tuturnya.