Hajar Aswad
Ilmuwan Richard Burton Ungkap Hajar Aswad Bukan dari Tata Surya, Malah Ucap Syahadat dan Jadi Muslim
Ilmuwan yang meneliti asal batu Hajar Aswad tersebut dari Inggris bernama Richard Burton. Ia kemudian mengungkap Hajar Aswad, bukan dari bumi
TRIBUN-TIMUR.COM - Tentang Hajar Aswad yang berada di Mekkah masih dinilai memiliki misteri.
Karena itu, sejumlah ilmuwan berusaha mengungkap asal usul batu yang berada di salah satu Kakbah tersebut.
Ilmuwan yang meneliti asal batu Hajar Aswad tersebut dari Inggris bernama Richard Francis Burton atau akrab dikenal Richard Burton.
Peneliti Richard Burton tersebut merupakan utusan asosiasi geografi Kerajaan Inggris yang mengunjungi Arab Saudi.
"Dia menyamar menjadi haji dari Afghanistan," kata Min Muhammad dalam bukunya.
Kejadian ini terjadi di pertengahan abad ke-19 (1853 masehi-1269 Hijriyah).
"Richard Burton mengusung misi mencuri pecahan Hajar Aswad lalu membawanya ke Inggris dan dia berhasil," lanjutnya.
Saat Hajar Aswad sudah berada di Inggris dan dilakukan penelitian yang mendalam, menunjukkan bahwa Hajar Aswad bukan termasuk batuan bumi.
Tertungkap jika Hajar Aswad adalah batu yang berasal dari langit-luar angkasa yang menyerupai meteor.
Hajar Aswad memiliki komposisi kimiawi dan mineral sendiri yang berbeda dari meteor.
"Penelitian ini akhirnya menjadikan Richard Burton mengucapkan syahadat dan menjadi Muslim," katanya.
Kisah ini, kata Min Muhammad, Richard tulis dalam sebuah buku yang berjudul A Journey to Mecca (Rihlah Illa Mekah) Hajar Aswad.
Buku ini terdiri dari delapan keping yang terkumpul dan diikat dengan lingkaran perak.
Batu Istimewa Umat Muslim
Umat Islam mengenal Hajar Aswad sebagai sebuah batu yang sangat istimewa.
Batu tersebut kini berada di salah satu sisi Kakbah, kiblat Umat Islam di seluruh dunia.
Batu yang bernama Hajar Aswad tersebut, juga dikenal dengan sebutan black stone.
Ia dikenal dengan baik, oleh sebagian besar umat Islam, khususnya para jamaah haji, karena Hajar Aswad memiliki nilai sejarah yang cukup penting dalam perkembangan ajaran agama Islam.
Mengutip dari Islamic Landmarks batu Hajar Aswad dibawa dari Jannah atau surga dan dipersembahkan khusus untuk Nabi Ibrahim dengan diletakkan di sudut Kakbah.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, pada mulanya batu Hajar Aswad berwarna putih, namun seiring bertambahnya waktu, ia berubah warna menjadi hitam.
Hal tersebut terjadi karena dosa-dosa manusia yang menyentuh batu tersebut.
The Muslim Vibe juga mengatakan bahwa batu Hajar Aswad juga disebut sebagai jantung Kakbah, karena saat umat Islam melaksanakan ibadah haji, mereka pasti mengitari Kabah.
Batu yang terdapat di sudut sisi tenggara Kakbah ini, biasanya akan disentuh dan dicium atau hanya sekedar melambaikan tangan tanda hormat.
Tak hanya d Mekah, Hajar Aswad juga ternyata juga ada di salah satu museum di Inggris.
Ada tiga buah pecahan batu Hajar Aswad di Inggris.
Pihak museum juga mengatakan bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya.
Proses pengambilan bongkahan tersebut bermula ketika beberapa ilmuwan membaca kabar tentang keutamaan dan keajaiban yang dimiliki Hajar Aswad.
Mereka mengira Hajar Aswad adalah batu basal yang terbawa arus banjir dari daerah sekitar Makkah lalu tergeletak begitu saja di Makkah, dekat Kakbah.
Hajar Aswad atau Batu hitam ini sudah licin karena terus-menerus dikecup, dicium, dan diusap oleh miliaran manusia sejak zaman Nabi Adam.
Yaitu jamaah yang datang ke Baitullah baik untuk haji maupun untuk tujuan umroh.
Penelitian Lain Universitas Oxford
Sejumlah teori bermunculan, seperti merupakan mineral asli bumi yang mahal atau batu obsidian dan sejenisnya.
Dikutip dari pedomanbengkulu.com, teori lain, batu tersebut adalah meteorit yang dahulu kala disembah pada masa jahiliah oleh orang Arab yang belum memeluk agama Islam.
Tim geologi dari Universitas Oxford mencoba mencari jawaban atas hal tersebut.
Anthony Hampton salah satu ilmuwan yang ikut serta mengatakan, misteri dari Hajar Aswad adalah karena tidak diizinkannya tes ilmiah apapun terhadap batu tersebut.
Hal itu dikarenakan alasan budaya dan agama, seperti dilansir laman ancient-origins.net.
Mencoba mencari alternatif lain, tim ilmuwan mencoba menguji sampel pasir yang berada di radius 0-2 km di sekitar Hajar Aswad. Hasilnya sangat mengejutkan.
Tim ilmuwan menemukan bahwa pasir di sekitar Hajar Aswad mengandung Iridium yang biasanya ditemukan didapati dari meteorit luar angkasa.
Sebenarnya Iridium juga dapat ditemukan di bumi, tapi keberadaannya hanya memungkinkan di kerak bumi.
Sedangkan jumlah yang didapati dari pasir sekitar Hajar Aswad, jumlahnya jauh lebih tinggi daripada kelimpahan umumnya di kerak bumi.
Kemudian, para ilmuwan juga dikejutkan oleh karakteristik geologi yang langka dari pasir dan tanah di sekitar Hajar Aswad yang seharusnya hanya dapat ditemui di batuan dasar di bawah kawah meteorit atau ledakan nuklir di bawah tanah.
Fakta-fakta tersebut makin membingungkan para ilmuwan. Sementara Hajar Aswad, masih menyimpan misteri yang belum terpecahkan.
Bagaimana menurutmu, apakah Hajar Aswad berasal dari luar angkasa?