Timor Leste
Kisah Operasi Seroja di Timor Leste Tahun 1975, TNI Menyerbu dari Laut, Udara, dan Darat Bersamaan
Cerita Prajurit TNI saat itu, dalam upaya mengambil Timor Lorosae menjadi bagian Indonesia, ABRI menyerbu dari laut, udara, dan darat bersamaan.
TRIBUN-TIMUR.COM - Pada tahun 1975, Indonesia melakukan Operasi Seroja di Timor Leste.
Saat itu, dalam upaya mengambil Timor Lorosae menjadi bagian Indonesia, ABRI menyerbu dari laut, udara, dan darat bersamaan.
Kekuatan TNI dikerahkan dalam jumlah cukup besar dalam operasi Seroja untuk merebut provinsi bernama Timor Timur tersebut.
Terutama dari ancaman komunis usai partai Fretelin yang berhaluan kiri mendeklarasikan kemerdekaan Timor Leste.
Pasukan Indonesia yang saat itu masih bernama ABRI menyerbu wilayah itu dari laut, udara, dan darat secara bersamaan.
Hingga perlawanan Fretelin langsung dihancurkan dan dipaksa masuk ke hutan.
Serangan Indonesia meliputi pasukan lintas udara , penyerbuan pasukan marinir dari laut dan serangan darat dari perbatasan dengan Nusa Tenggara Timur
Pertempuran itu menjadikan Timor Leste pernah menjadi bagian dari wilayah Indonesia setelah dilancarkan Operasi Seroja.
Operasi Seroja pertama kali dilancarkan pada 7 Desember 1975.
Wilayah berjuluk 'Bumi Lorosae ' tersebut kemudian secara resmi menjadi bagian Republik Indonesia pada awal tahun 1976.
Setelahnya, Timor Leste yang saat itu bernama Timor Timur bergabung dengan Indonesia selama kurang lebih 24 tahun hingga Referendum tahun 1999.
Operasi yang disebut-sebut merupakan operasi militer terbesar yang pernah dilakukan di Indonesia ini digambarkan begitu keras.
Dalam Operasi Seroja, pasukan gabungan diterjunkan dengan pasukan Lintas Udara Kostrad dan Kopassandha yang memulai invasi.
Sebelum pasukan diterjunkan, mereka memang dibekali dengan data intelijen dan perlindungan udara.
Namun, terdapat data yang meleset atau tidak akurat.